Jendela menemukan aku di kaki senja
  gemunung awan memayungi nestapa
  tanah yang dikeringkan kemarau:
  kamu bisu harapan yang kumau.
Aku menemukanmu di mulut jendela
  arak-arakan awan memasung luka
  tanah yang dipeningkan panas:
  kamu gugu harapan yang kumau.
Aku menemukan kita tertawa di jendela
  menyabarkan dan menyadarkan nelangsa
  mengabarkan dan mengamarkan sabar.
Jendela menemukan kita di pelukan malam
  mengulurkan dan menguburkan duka
  menyebarkan dan menyegarkan angan.
2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H