Ibu, ada yang merintih sore ini: aku dan kenangan masa kecil. Tatapan teduh setiap aku dipukul sendu, pelukan hangat setiap aku digebuk luka. Ai, aku melihat tatapan dan merasakan pelukan hangatmu.Â
Ibu, ada yang menangis sore ini: aku dan ingatan masa remaja. Nasi yang tanak setiap pagi, uang jajan dari keringat yang kauperas, dan raporku yang sering memburaikan air matamu. Ai, aku melihat engkau berjongkok di depan tungku, menjaga api agar tetap nyala.
Ibu, ada yang memeluk bayanganmu sore ini: aku dan doaku. Ai, aku rindu melihat letup api tungku di matamu. Lihat, Ibu, lihat. Api rindu di mataku terus nyala. Terus bara.
Ronggarindu, Desember 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H