Mohon tunggu...
Khrisna Pabichara
Khrisna Pabichara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Penyunting.

Penulis; penyunting; penerima anugerah Penulis Opini Terbaik Kompasianival 2018; pembicara publik; penyuka neurologi; pernah menjadi kiper sebelum kemampuan mata menurun; suka sastra dan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Artikel Utama

Nohirara dan Kata Lain yang Keren dari Antero Nusantara

14 September 2020   12:07 Diperbarui: 14 September 2020   13:14 1441
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen Olah Pribadi
Dokumen Olah Pribadi
Nohirara. Pernahkah kalian jatuh cinta? Ya! Saya yakin banyak di sela kalian yang memilih "ya" sebagai jawaban. Saya juga begitu. Saya sering benar jatuh cinta. Dalam sehari saja bisa jatuh cinta berkali-kali kepada orang yang sama. Jatuh cinta dalam bahasa Kulawi dinamai nohirara. Renyah nian di telinga.

Singgahlah di lapak: Sembilan Kata untuk KBBI

Dokumen Olah Pribadi
Dokumen Olah Pribadi
Tidau. Pernahkah kalian meratap ketika orang yang sangat kalian cintai wafat di hadapan kalian? Ya, malah ada orang yang sampai meraung-raung kelojotan sembari menyebut-nyebut ini dan itu. Kadang disebut ratap kematian, kadang dinamai kidung kematian.

Banyak suku di Nusantara yang memiliki ritual kematian, termasuk dalam berkidung. Bagi suku Dayak Kenyah, kidung kematian tidak boleh sembarangan dilantunkan. Mesti lewat upacara mengantar roh yang sakral. Tidau, begitu warga Dayak Kenyah menamai kidung kematian.

Baca juga: Eksedentisias dan Kosakata Lain yang Makjleb

Itulah sembilan kata yang saya sajikan kepada kalian. Saya yakin bahwa kalian, terutama yang masih fasih berbahasa ibu, paham kata spesifik dalam bahasa daerah yang sukar ditemukan padanannya di dalam bahasa Indonesia. Ayo, silakan tulis di kolom komentar. Mana tahu ada yang dapat saya pulung dan cantumkan ke dalam Kamus Ekabahasa Indonesia yang tengah saya susun.

Moga-moga kalian berkenan pula mengabarkan tulisan ini, setidaknya, kepada orang terdekat kalian yang suka membaca dan menulis. Hatur nuhun alias danke bertubi-tubi.

O ya, terakhir. Mengapa judul tulisan ini memakai kata "antero"? Jangan ingat, antero itu berarti 'semua atau seluruh'. Jika kalian menggunakan kata seantero maka itu berarti 'sesemua atau seseluruh'. Sudah, ya. Makin melantur, nih.

Salam takzim, Khrisna Pabichara

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun