Mohon tunggu...
Khrisna Pabichara
Khrisna Pabichara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Penyunting.

Penulis; penyunting; penerima anugerah Penulis Opini Terbaik Kompasianival 2018; pembicara publik; penyuka neurologi; pernah menjadi kiper sebelum kemampuan mata menurun; suka sastra dan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Apa yang Soekarno dari Prabowo?

27 Oktober 2018   09:21 Diperbarui: 27 Oktober 2018   09:46 1237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Prabowo-Sandi | suarata.com

Kubu Prabowo-Sandi memang mahir bikin gempar. Para juru bicaranya, terutama yang masih muda, sangat ahli menaja isu. Mereka bahkan cocok digelari juru heboh. Video kaku tentang lima jubir muda dapat disorong sebagai contoh. Video itu langsung menuai tanggapan dari warganet.

Mungkin ada yang bertanya-tanya mengapa video pengenalan lima jubir muda tersebut saya sebut kaku.

Lihat saja gaya Panglima Jubir yang berbicara dengan kepalan tangan selalu diumpet dalam saku celana. Lihat saja ekspresi garing Faldo saat jongkok lalu berdiri. Lihat saja senyum masam Pipin ketika memamerkan kebiasaan berpuasa Sandi. Pendek kata, semuanya kaku. Persis robot dikasih nyawa.

Akan tetapi, abaikan kekakuan ekspresi mereka. Ada yang jauh lebih menarik untuk diulik-ulik. Begini. Mereka memang bukan Youtubers yang terbiasa membuat vlog alias video blog. Wajar apabila ekspresi mereka awut-awutan. Lagi pula, mereka tidak jualan mimik.

Sebenarnya mereka sedang jualan gosip. Citra jualan gosip memang sudah lekat dengan kubu Prabowo. Namanya gosip pasti banyak isu murah dan murahan. Bagi mereka, itu absah dan halal. Tujuan utama bukan konten kreatif yang mencerdaskan, melainkan kabar miring yang berpotensi jadi buah bibir.

Pak Sandi misalnya, tidak henti-henti memainkan jurus mabuk narasi buruk. Mula-mula tempe dituding setipis ATM, lalu setebal tablet. Tidak apa-apa dituding plin-plan alias inkonsisten, yang penting bualan sudah menyedot perhatian.

Tidak berbeda jauh dengan akal bulus kancil cerdik. Akibat tiada cara lagi untuk menyelamatkan nyawa, siasat pun dirancang sedemikian rupa. Maka, buaya-buaya pun diminta berbaris rapi. Bukan hanya sukses mengelabui buaya agar bisa menyeberangi sungai, kancil juga berhasil menginjak punggung buaya. Lebih dahsyat lagi, banyak punggung buaya yang terinjak-injak.

Begitulah kiasannya. Mereka piawai menabuh gendang gosip. Itu patut diacungi jempol. Pokoknya, nomor wahid. Tidak penting benar konten kampanye yang disampaikan. Sisi pentingnya hanya berlaku cerdik biar selamat. Berhasil atau tidak itu perkara belakangan, yang penting usaha dulu. Jadi, latar pikirnya cerdik dan selamat.

Kita kembali ke video perkenalan lima juru heboh Kubu Prabowo. Sekarang mari kita sigi jualan narasinya.

Mengapa Pipin mengangkat kebiasaan Pak Sandi rajin puasa Senin-Kamis? Jualannya sentimen agama. Cawapres muda dan kaya, ganteng dan ramah, rajin ibadah pula. Itu mainan gosipnya.

Imbauan bahwa puasa itu ibadah rahasia yang tidak layak diumbar tentu sudah mereka rancang penangkisnya dengan matang. Jawabannya jelas sepele: memberikan teladan bagi kaum muda. Politik boleh, bisnis oke, namun ibadah tetap rajin. Puasa sunat Senin-Kamis saja rajin, apalagi puasa wajib--pasti lebih oke-oce.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun