Sahabat, saya ingin berbagi kabar baik tentang tokoh inovatif dan inspiratif. Semoga teman-teman berkenan membacanya.
Namanya Mukhtar Tompo. Saya bertemu dengannya pada 7 Agustus 2015 di Panggung Kesenian Muktamar Muhammadiyah ke-47 di Makassar. Secara fisik, itu pertemuan pertama. Hanya sejenak. Salaman dan kenalan. Secara psikis, saya sudah lama mengenalnya.
Begini ceritanya. Meskipun hidup di tanah rantau, kabar dari tanah kelahiran (Jeneponto, Sulsel) selalu lancar. Kami lahir dan besar di kecamatan yang sama, Kecamatan Tamalatea. Saya mengikuti kiprahnya selaku legislator muda di DPRD Sulsel. Selain garang saat menyuarakan aspirasi warga, beliau juga lantang mengkritik kebijakan yang kurang pro-rakyat.
Setelah lima tahun berkiprah di DPRD Sulsel, pada Pileg 2014 beliau melangkah ke DPR. Suaranya kalah tipis dari Dewie Yasin Limpo. Begitu kabar yang saya dengar. Di Panggung Kesenian kami bertemu. Saya suka sinar matanya. Tipe mata yang tenang, percaya diri, dan pantang menyerah. Kami foto bertiga bersama Abdul Rachmat Noer, senior kami di Muhammadiyah.
Setelah itu kami tidak pernah bertemu dan tidak juga bertukar kabar. Tetapi berita tentang beliau berkantor di Senayan tiba di telinga saya. Beliau masuk DPR sebagai Pengganti Antar-Waktu. Dewie Yasin Limpo terkena kasus. Harapan saya kepada beliau sangat menggunung. Baru ada lagi putra Jeneponto yang duduk di Senayan mewakili dapil masyarakat Jeneponto.
Harapan saya terpenuhi. Pada satu rapat paripurna, Mukhtar Tompo berdiri di mimbar selaku Juru Bicara Fraksi Partai Hanura. Rekaman videonya tiba di gawai saya. Untuk pertama kali sepanjang hidup saya terdengar nama Jeneponto di rapat paripurna.
Tidak Asal Pilih
Tanpa terasa kita makin dekat pada pesta akbar di negeri tercinta ini. Sisa beberapa bulan lagi akan digelar pesta rakyat.Â
Mengapa pesta rakyat? Jawabannya sederhana. Rakyat akan menentukan pilihan soal siapa yang layak mewakili mereka (Pileg 2019) dan siapa yang pantas memimpin mereka (Pilpres 2019).
Dalam perkara pilih-memilih, setiap orang pasti memiliki kriteria atau ukuran sendiri dalam memilih sesuatu.Â
Pada tulisan ini, mengawali hajat saya untuk menulis mengenai sosok-sosok yang inovatif dan inspiratif, saya taja mengapa seseorang layak didaulat sebagai wakil rakyat.