Apa yang terbayang di benak kita setiap mendengar Reli Dakar? Padang pasir, medan ganas, badai liar. Sanggup mencapai finis merupakan prestasi luar biasa, apalagi berdiri di podium selaku juara.
Kadang saya berangan-angan suatu ketika ada pembalap Indonesia yang terjun di Reli Dakar. Saya bayangkan pembalap Indonesia itu sangat tangguh melewati tantangan alam. Pasti akan sangat membanggakan dan membahagiakan andaikan pembalap Indonesia mampu mencapai finis.
Rasanya angan-angan tersebut akan menjadi kenyataan. Jalan sudah diretas. Saat ini, pereli motor dan mobil dari Indonesia sedang bertarung di lintasan yang tidak kalah liar. Asia Cross Country Rally namanya. Biasa disingkat AXCR. Ajang reli terbesar di Asia ini berlangsung pada 12-18 Agustus 2018 di Thailand-Kamboja.
Jarak tempuhnya tidak tanggung-tanggung, kira-kira 2.400 km. Bermula dari Pattaya (Thailand) dan berakhir di Pnom Penh (Kamboja). Para pembalap kita akan menyisir pantai, melintasi gunung, menerobos hutan, merambah jalan berlumpur, dan menaklukkan lintasan berbatu.
Sejak digelar pertama kali di Malaysia pada 1996, ajang reli bergengsi yang sudah disetujui oleh Federasi Otomotif Internasional (FIA) dan Federasi Internasional Motorcyclism (FIM) ini sebelumnya sudah digelar di delapan negara, yakni Malaysia, Thailand, Singapura, Â Cina, Laos, Vietnam, Kamboja, dan Myanmar.
Memang bukan perkara mudah untuk meraih juara, namun harapan selalu ada. Pada ajang yang dianggap seganas Reli Dakar, Indonesia sudah mulai berbicara.
Merawat Harapan di Medan Ganas
Tim Indonesia sudah rutin mengikuti ajang reli akbar ini sejak tahun 2015. Tahun lalu, Indonesia diwakili oleh dua pembalap kawakan, yakni Rudy Poa dan Kadex Ramayadi.Â
Prestasi keduanya cukup membanggakan. Selain beberapa kali menjuarai Special Stage, Kadex menempati podium ke-5. Sementara itu, Rudy sukses menyabet peringkat ke-9. Tim Indonesia pun meraih peringkat kedua. Prestasi yang membanggakan dan layak mendapat acungan jempol.
Padahal, kendala yang dihadapi Rudy dan Kadex sungguh berat. Kendala paling utama justru pada kendaraan. Alkisah, mobil asal Thailand yang tahun lalu digunakan oleh tim Indonesia ternyata tidak terlalu siap menghadapi medan ganas. Meskipun demikian, tim Indonesia berhasil menaklukkan seluruh Special Stage dan mampu mencapai garis finis.