Selalu ada sisi menarik dari sebuah tim sepak bola. Timnas junior Indonesia, misalnya, yang kini berlaga di Turnamen AFF U-16. Tim besutan Fakhri Husaini, mantan pemain timnas senior, sudah memenangi tiga laga penyisihan grup.
Bagi pencinta sepak bola, terutama pendukung Garuda Muda, tentu terpangah melihat aksi sepasang kembar dari Magelang. Mereka adalah Amiruddin Bagus Kaffi Alfikri dan Amiruddin Bagas Kaffa Arrizqi. Mereka laksana sepasang tombak kembar saat membela Garuda Muda. Mereka demikian trengginas menggasak musuh. Bagus Kahfi, sang adik, tokcer di depan sebagai penyerang. Sang kakak, Bagas Kaffa, moncer di belakang sebagai benteng.
Pada laga melawan Filipina, Bagus melayani Bagas dengan umpan matang di mulut gawang dan jadi gol. Pada laga melawan Vietnam, Bagas memanjakan Bagus dengan umpan cantik dan berbuah gol.
Mereka, Si Tombak Kembar, kembar identik yang tampil brilian bersama Garuda Muda.
Bagas Mengumpan Bagus Menekan
Mereka tidak terpisahkan. Di mana ada Bagas di situ ada Bagus. Empat Sekolah Sepak Bola (SSB) jadi saksi, yakni Gelora Putra Deltras Sidoarjo, Blue Eagle Jakarta, Universitas Diponegoro Semarang, dan Putra Kalteng. Lalu berkelana ke Frenz Malaysia dan Chelsea Singapura.
Siapa menanam akan memanen. Begitulah hakikat hidup. Setelah mengembara demi menimba ilmu mengolah si kulit bundar, pada Oktober 2015 mereka bergabung dengan 14 pemain junior Timnas Indonesia U-13. Mereka turut menumbangkan Pagaza FC pada laga final. Mereka pulang ke kampung dengan oleh-oleh medali juara International Invitational Youth Football Tournament Pinas Cup 2015. Mereka dielu-elukan oleh warga desa Pancuranmas, Magelang.
Kini mereka dipercaya membela Garuda Muda. Sekolah dikorbankan. Mimpi menimba ilmu di SMAN 5 Kota Magelang terancam kandas.
Bagus Menari Bagas MenangisÂ
Namanya juga kembar. Semula mereka sama-sama penyerang hingga posisi memisahkan mereka. Bagas tetap beraksi di kotak penalti lawan, sedangkan Bagus pindah ke belakang dan sesekali merangsek ke depan.
Keajaiban terjadi ketika seleksi Timnas Indonesia U-16. Kala itu Bagus tidak ikut seleksi. Fakhri keliru. Ia tidak dapat membedakan si kembar. Alih-alih ditempatkan di lini depan, Bagas dipasang sebagai bek sayap kanan.
Kepalang basah sekalian mandi. Bagas kini menempati posisi bek, sedangkan Bagus beralih tugas selaku perobek jala lawan. Kolaborasi keduanya bagai penari dan penyanyi di panggung. Sangat menghibur sekaligus sangat mematikan. Keduanya manut pada keputusan pelatih.