Persaingan sengit juga menimpa Grup E, F, H.Â
Jerman dan Swedia di Grup F akan berjibaku pada laga ketiga jika ingin mendampingi Meksiko. Jerman melawan Korsel dan Swedia menghadapi Meksiko. Bukan laga mudah. Korsel tak ingin pulang tanpa angka, Meksiko pasti ingin memastikan posisi juara grup.
Brasil dan Serbia harus bertempur mati-matian untuk menemani Swiss di Grup E. Siapa pun yang kalah, niscaya tertahan di fase grup. Brasil hanya untung satu angka dibanding Serbia. Hasil seri sudah aman bagi Neymar dan kolega. Tetapi Serbia tentu enggan mengalah.Â
Adalah Senegal dan Jepang yang berbagi angka pada laga kedua. Mereka masih menjaga asa. Jika Jepang sanggup mengalahkan Polandia, alamat melenggang ke babak berikutnya. Senegal yang harus waspada. Tidak boleh kalah lawan Kolombia. Kalah berarti berduka.Â
Siapakah yang akan merayakan dukacita? Tim mana yang suporternya akan berurai air mata karena sukacita?
Gol dan Keseruan Lain
Adakah yang ditunggu-tunggu penonton dari sebuah laga melebihi penantian gol demi gol? Pada sebuah gol, air mata bisa mengucur. Apalagi gol yang lahir pada menit-menit akhir. Bahagia bagi yang menang, nestapa bagi yang kalah.
Akhirnya 16 laga kedua babak penyisihan grup rampung. Sebanyak 47 gol tercipta. Rata-rata 2,94% per laga. Sejak laga pertama berlangsung hingga laga kedua penyisihan grup sudah tersaji 86 gol. Rata-rata 2,7% dari 32 laga. Jikalau rerata itu bertahan maka capaian serupa pada Piala Dunia 2014, yakni 2,7% gol per laga. Lebih tinggi dibandingkan Piala Dunia 2010 yang cuma 2,3% per pertandingan.
Ada tujuh penalti pada laga kedua, tetapi hanya enam yang merobek jala lawan. Satu eksekutor, Sigurdson, menyusul nasib Messi dan Cueva selaku algojo penalti yang gagal.Â
Keriuhan lain adalah martabat pencetak gol.