"Bila ingin dikenang sejarah, tulislah buku. Atau, lakukan sesuatu yang layak ditulis dalam buku."Â
~ Benyamin FranklinÂ
Semula Kolombia dan Polandia diprediksi akan menang mudah pada laga pertama. Tim dari Amerika Selatan dan Eropa itu dihuni nama-nama beken. Peringkat keduanya juga tertinggi di antara penghuni Grup H. Polandia peringkat 8 FIFA, Kolombia (16), Senegal (27), dan Jepang (61).
Ajaibnya, peringkat Jepang (61) adalah peringkat Kolombia (16) jika dibalik.Â
Ternyata akhir laga pertama di Grup H jauh dari hasil nujum para peramal. Prediksi bongkar-bangkir. Ramalan kocar-kacir. Semesta berkehendak lain. Polandia ditumbangkan Senegal setelah sebelumnya Kolombia dibekuk oleh Jepang.Â
Lagi-lagi tragedi tersaji di Rusia. Laga pertama tiap-tiap grup diwarnai banyak kejutan. Kiprah Jepang, seperti petuah Franklin, patut dicatat atau layak ditulis sebagai sejarah.Â
Tragedi Mordovia. Semula pelatih Jepang, Akira Nishino, menganggap peluang tim Samurai Biru bakal sulit berbicara di Grup H. Setelah tidak ada satu tim pun dari Asia yang pernah menang melawan tim asal Amerika Selatan, setelah Jepang dilumat Kolombia 1-4 pada Piala Dunia 2014, kesebelasan Negeri Matahari Terbit unjuk taji. Kolombia terjungkal. Kalah 1-2 melawan Jepang.
Kemenangan Jepang di Mordovia Arena merupakan tragedi ketiga pada Piala Dunia FIFA 2018 di Rusia. Pertama, tragedi Spartak yang terjadi pada Sabtu (16/6). Argentina diimbangi Islandia. Kedua, tragedi Luzhniki. Tragedi ini lebih mengenaskan. Der Panzer, juara bertahan sekaligus peringkat 1 FIFA, dibungkam Meksiko 0-1 pada Minggu (17/6). Yang keempat, tragedi Spartak. Ini terjadi setelah tragedi Mordovia, Selasa (19/6), kala Senegal menghajar Polandia.
Tak heran bila Claudio Caniggia, kolega Maradona di Argentina, mengatakan bahwa Piala Dunia adalah serangkaian drama pilihan.
Hasil Laga PertamaÂ