Mohon tunggu...
Khrisna Pabichara
Khrisna Pabichara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Penyunting.

Penulis; penyunting; penerima anugerah Penulis Opini Terbaik Kompasianival 2018; pembicara publik; penyuka neurologi; pernah menjadi kiper sebelum kemampuan mata menurun; suka sastra dan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Sajak Hasan Aspahani dan Ronaldo Buka Puasa

16 Juni 2018   06:28 Diperbarui: 26 Mei 2019   14:46 1385
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ronaldo merayakan gol ketiga ke gawang Spanyol. Foto: news.sky.com

Selalu ada pemain yang ingat bola kaki setelah sebuah gol. Bisa si kiper, bisa pemain lain dari tim yang gawangnya jebol. Namun, mereka mengambil bola kaki bukan lantaran peduli pada nasib si kulit bundar. Entah si kiper entah pemain lain, alasannya hanya satu. Mereka kesal sebab pertahanan ketat dan berlapis-lapis akhirnya bisa ditembus lawan. Apalagi kalau si kiper baru kemasukan gol pada menit-menit akhir. Si kiper akan menendang bola sekeras-kerasnya bagai kerasukan setan.

Akan tetapi, bola kaki bertahan hidup dari kebiasaan diabaikan. Tahukah rumput betapa inginnya bola membaca nama di punggung pemain itu? Begitu bunyi larik sajak Hasan Aspahani dalam puisi yang sama. Ya, bola sedih karena tidak tahu mengapa ia diabaikan setelah gol tercipta.

Sebelum gol tercipta, bola dikejar-kejar dan diperebutkan oleh 22 pemain. Kadang disepak dengan penuh perhitungan: arah bola, dorongan angin, tenaga tendangan, atau kematangan umpan. Kadang ditendang sekenanya saja. Kadang pula ada pemain yang menendang angin, padahal semula berniat menendang bola. Ronaldo pernah melakukannya.

Ya, bola sebenarnya sadar dan tahu diri. Setelah disepak dan jadi gol, ia akan terabaikan dan terlupakan.

Dalam kehidupan sehari-hari juga begitu. Tatkala seseorang ingin mencapai atau menggapai sesuatu, ia akan mencari siapa yang dapat mengulurkan dan mengalirkan bantuan. Bilamana tujuan sudah tercapai, si pembantu menuju yang dituju kontan dilupakan. Saking sibuknya merayakan gol, pemain lupa pada bola. Lantaran target sudah terpenuhi, kacang lupa pada kulitnya. 

Mungkin Tuhan menginstal aplikasi mudah lupa ketika menciptakan manusia. Sampai-sampai, seperti bunyi sajak Hasan, siapa yang tahu betapa inginnya bola kaki ikut bersorak di antara penonton itu?

Gengsi Dua Negara Tetangga 

Kepada siapa bola harus meminta, betapa inginnya ia mengecup piala bagi sang juara? 

~ Hasan Aspahani, Solilokui Sang Bola Kaki 1

Apa korelasi antara nasib bola dalam sajak Hasan dengan Ronaldo? Itulah yang hendak saya singkap. Hanya saja, kita singgah dulu ke riwayat persaingan dua negara bertetangga ini.

Riwayat mencatat, sebagaimana dilansir Bola, persaingan dua negara di Semenanjung Iberia ini sudah berlangsung lama. Bermula dari penolakan Raja John II, penguasa Kerajaan Portugal, atas proposal penjelajahan samudra yang diajukan oleh petualang Italia, Christopher Columbus, pada 1492. Proposal itu kemudian disetujui oleh Raja Spanyol, Raja Ferdinand.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun