Mohon tunggu...
Khrisna Pabichara
Khrisna Pabichara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Penyunting.

Penulis; penyunting; penerima anugerah Penulis Opini Terbaik Kompasianival 2018; pembicara publik; penyuka neurologi; pernah menjadi kiper sebelum kemampuan mata menurun; suka sastra dan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Tersesat di Atlas Cemas

24 Juli 2016   21:36 Diperbarui: 25 Juli 2016   10:48 359
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kita terlalu lama membaca peta, mencari tahu
di mana letak semenanjung bahagia. Dulu,
hingga kini, kita tersesat di lebat hutan rindu. 

Bahagia itu, perasaan menyenangkan yang,
barangkali, berasal dari kenikmatan rasa rindu,
katamu. Dan aku tak berniat menyangkalmu.

Mata kita letih bertualang di rentang atlas yang
kita beli dari jerih payah memburuh, bertahun-
tahun menggadaikan diri di ludah majikan. 

Tetapi, belum juga tampak semenanjung itu.
Kalaupun ada, mungkin bahagia itu bukan
milik orang seperti kita. Semangat, katamu. 

Barangkali kamu perlu lebih rajin membuka
lembar-lembar kamus, agar kautemu kata
tak sekadar pemanis dan pelecut semangat. 

Kini, mata letih kita mengapung di permukaan
gelas atlas: tak berarah, tak berwarna. Kita
biarkan hati tersesat di labirin atlas cemas.

 

2016

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun