Mohon tunggu...
Khrisna Pabichara
Khrisna Pabichara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Penyunting.

Penulis; penyunting; penerima anugerah Penulis Opini Terbaik Kompasianival 2018; pembicara publik; penyuka neurologi; pernah menjadi kiper sebelum kemampuan mata menurun; suka sastra dan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

[Puisi] Kau Bersila dan Membisu di Gelas Kopi

22 Juli 2016   15:25 Diperbarui: 22 Juli 2016   17:30 389
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi - secangkir kopi. (kfk.kompas.com/Aditya Nugraha)

Pukul satu. Kau membatu. Di dadaku. Pernahkah kau kehilangan sesuatu yang kaurasa tak bisa hidup tanpanya? Sebab kau, aku masih merasakannya. Kau, yang membatu di dadaku, hujan yang memupus janji penyatuan tepat sebelum senja benamkan harapan.

Pukul satu. Dadaku ngilu. Sebab kau. Pernahkah kau kehilangan sesuatu yang kaurasa tak mau hidup tanpanya? Sebab kau, aku masih merasakannya. Kau, yang ngilu di dadaku, malam yang menikam kesendirianku dengan perak bulannya.

Pukul satu. Dadaku batu. Kau bersila dan membisu di segelas kopi. Bolehkah aku mati di matamu?

 2016

boeu0yxccaanic6-5791edd3577b61ec14f942da.jpg
boeu0yxccaanic6-5791edd3577b61ec14f942da.jpg

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun