Pukul satu. Kau membatu. Di dadaku. Pernahkah kau kehilangan sesuatu yang kaurasa tak bisa hidup tanpanya? Sebab kau, aku masih merasakannya. Kau, yang membatu di dadaku, hujan yang memupus janji penyatuan tepat sebelum senja benamkan harapan.
Pukul satu. Dadaku ngilu. Sebab kau. Pernahkah kau kehilangan sesuatu yang kaurasa tak mau hidup tanpanya? Sebab kau, aku masih merasakannya. Kau, yang ngilu di dadaku, malam yang menikam kesendirianku dengan perak bulannya.
Pukul satu. Dadaku batu. Kau bersila dan membisu di segelas kopi. Bolehkah aku mati di matamu?
 2016
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H