Jika pada Tiga Panglima Perang, lelaki yang kucintai tanpa pertemuan itu berkisah tentang perseteruan antara D'Artagnan dan Athos, Porthos, dan Aramis (kelak menjadi sahabat-sahabatnya), maka dalam The Count of Monte Cristo lelaki kelahiran 24 Juli itu menuturkan kelabu nasib Dantes yang dikadali oleh sahabat-sahabatnya—Danglars, Fernand, dan Villefort—yang kemudian menjadi musuh-musuhnya. Ya, anak seorang jenderal yang terpuruk setelah ayahnya meninggal itu menyandingkan kemalangan dan keburuntungan dengan piawai, menikahkan cinta dan pengkhianatan dengan dingin, serta meramu kejutan-kejutan dan alur tak tertebak yang berpotensi menempelak pembaca.
Itu sebabnya aku jatuh cinta kepadanya.
[3]
Tentu kamu sudah tahu siapa lelaki yang kucintai tanpa pertemuan itu. Ya, Alexander Dumas namanya. Meski tidak menempuh pendidikan formal, ia manfaatkan setiap peluang saat bekerja bagi Duke Orleans untuk membaca apa saja. Sekali lagi, apa saja! Lantas manakala Duke Orleans menjadi Raja Louis Philipe, ia sudah bisa menulis naskah drama yang menuntun takdir kepengarangannya menjadi pengarang novel yang andal.
Saking cintanya aku kepada lelaki yang jatuh bangkrut pada usia tuanya itu, aku selalu menyarankan siapa pun untuk membaca Tiga Panglima Perang dan The Count of Monte Cristo. Sesekali ada yang bertanya soal tak mungkin lagi Tiga Panglima Perang ditemukan di pasar buku, lantaran novel terjemahan Nur Sutan Iskandar itu diterbitkan oleh Balai Pustaka pada 1922. Mudah saja, ada Trio Musketri yang diterbitkan Serambi pada Januari 2010. Malanglah nasib kutu buku yang belum membaca kedua novel itu. Terjemahannya pun tak apa, kan?
Namun, buah dari penganjuran itu sungguh tak enak. Sudah delapan kali kubeli The Count Monte Cristo, tujuh kali dipinjam karib atau kerabat dan tak balik-balik lagi. Hanya saja, namanya juga cinta, tak berhenti pada berapa kali beli itu. Begitulah. Aku mencintai Alexandre Dumas: meski tak bernah bertatap muka; meski aku tahu ia punya banyak istri; meski aku sadar ia telah tiada. [kp]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H