Setelah bahasan mengenai Hari Raya Galungan, kali ini kita akan membahas lebih mendalam mengenai Hari Raya Kuningan. Baik itu dari sejarahnya, arti, dan masih banyak lagi. Hari Raya Kuningan merupakan salah satu Hari Raya yang umat Hindu laksanakan setiap 210 hari atau setiap 6 bulan sekali yaitu pada hari Saniscara Kliwon Wuku Kuningan atau dilaksankan 10 hari setelah Hari Raya Galungan. Adanya perayaan Hari Raya Galungan dan Kuningan ini adalah adanya sejarah yang mana kemenangan kebaikan melawan kejahatan.Â
DIkisahkan dalam sejarah, terdapat peperangan antara Bhatara Indah dengan Mayadenawa. Bhatara Indah melambangkan dharma atau kebenaran sedangkan Mayadenawa melambangakan adharma atau kejahatan. Nah dalam peperangan ini Bhatara Indah dapat memenangkannya, sehingga perayaan Galungan dan Kuningn dimaknai sebagai perayaan kemenangan.
Hal yang perlu kita tau selain sejarahnya adalah hari kebesaran Sang Hyang Widhi dalam wujud apa? Mungkin sebagian orang sudah tau mengenai hal ini. Namun jika belum tau, yuk simakpembahasan berikut.
Hari Raya Kuningan merupakan hari raya yang memperingati kebesaran Sang Hyang Widhi dalam bentuk Sang Hyang Parama Wisesa. Sang Hyang Parama Wisesa adalah roh -- roh suci serta pahlawan dharma yang berjasa membentuk akhlak manusia menjadi luhur. Nah terdapat hal unik saat pelaksanaan hari raya Kuningan yaitu dalam menyiapkan sarana persembahyangan dalam banten itu menyiapkan sesajen dengan ii ajengan atau nasi yang berwarna kuning.Â
Biasanya dalam pembuatnnya menggunakan kunyit sebagai bahan pewarna alami ataupun pewarna makanan instan yang bisa langsung dibeli. Ajengan yang berwarna kuning ini tidak semerta merta hanya sebuah khiasan saja namun hal ini memeiliki makna atau arti yiatu symbol kemakmuran.yang mana hal itu dapat diartikan sebagai bentuk terima kasih karena beliau telah melimpahkan rahmatnya untuk kemakmuran di dunia ini.
Sama hal nya seperti Hari Raya Galungan yaitu terdapat Hari Penampahan Galungan. Hari Raya Kuningan juga terdapat Hari Penampahan Kuningan yang biasanya dilaksanakan setiap Sukra Wage Wuku Kuningan. Namun terdapat perbedaan antara Hari Raya Galungan dengan Hari Raya Kuningan. Hal dasar yang bisa dilihat secara nyata adalah jatuhnya atau hari pelaksnaan antar keduanya.Â
 Hari Raya Kuningan jatuh 10 hari setelah Hari Raya Galungan. Saat Hari Raya Kuningan, biasanya orang akan berangsur -- angsur melakukan persembahyangan di pura lebih pagi agar mereka bisa menyelesaikan permsembahyangannya tidak lebih dari jam 12 siang. APa sih penyebabnya bisa seperti itu? Yuk lanjut dibaca..
Sebenarnya dalam hal waktu perembahyangan pada Hari Raya Kuningan, Bhagawan Dwija menjelaskan pada Hari Raya Kuningan, Ida Sang Hyang Widhi Wasa memberkahi dubia dan umat manusia sejak jam 00.00 WITA sampai jam 12.00 WITA. Jadi di saat itu sangat tepat kita datang menyerahkan diri kepada-Nya mohon perlindungan. Lantas mengapa batas waktunya hanya sampai 12.00 WITA?Â
Nah hal tersebut dikarenakan energi alam semestayaitu panva mahabhuta ;pertiwi, apah, teja, bayu,akas aini bangkit dari pagi hingga mencapai klimaksnya di bajeg surya (tengah hai). Setelah bajeg surya(tengah hari) disebut masa praline (pengembalian ke asalnya) atau juga dapat dikatakan pada masa itu energi alam semesta akan menurun dan pada saat Sang Hyang Surya mesineb (malam hari) adalah saatnya beristirahat (tamasika ala) Nah jadi itulah alasannya.. gimana udah paham kan? Nah lantas apa saja sih rangkaian Hari Raya Kuningan?
Rangkaian Hari Raya Kuningan dimulai dari lima hari setelah Galungan. Rangkaian tersebut yakni Pemacekan Agung, Penyekeban, Penyajaan, Penampahan Kuningan lalu setelah itu perayaan Hari Raya Kuningan.Â
Setelah itu ada Hari Manis Kuningan lalu rentetan perayaan terakhir adalah saat hari Pegat Tuwakan yaitu 32 hari setelah Kuningan bertepatan pada hari Buda Kliwon wuku Pahang. Dari sejumlah sarana atau jejahitan yan digunakan dalam perlengkapan upacara di Hari Raya Kuningan ini cukup special. Sarana mengandung filosofi dari sebuah symbol yang wajib digunakan. Alat upacara yang paling khas dalma perayaan Kuningan adalah Tamiang.