Mohon tunggu...
Blasius Mengkaka
Blasius Mengkaka Mohon Tunggu... Guru - Guru.

Alumnus Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) di Universitas Negeri Nusa Cendana Kupang Tahun 2008. (1). Pemenang Topik Pilihan Kolaborasi "Era Kolonial: Pengalaman Mahal untuk Indonesia yang Lebih Kuat", (2). A Winner of Class Miting Content Competition for Teachers Period July-September 2022. (3). The 3rd Winner of Expat. Roasters Giveaway 2024.

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Sebaiknya Mayday Perlu Seminggu Penuh!

2 Mei 2014   21:13 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:56 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalau MayDay hanya dirayakan sehari, percuma saja, bung! Mestinya MayDay perlu dirayakan seminggu agar semua pekerja bisa mengungkapkan unek-unek persoalannya agar kemudian bisa ditangani secara tuntas. Banyak negara di dunia telah memberlakukan peringatan MayDay dalam bentuk liburan nasional selama seminggu, seperti China. Kalau Indonesia memberlakukan MayDay selama seminggu, barulah semua masalah dapat diatasi. Saya menilai bahwa perayaan MayDay yang hanya sehari itu sebagai pertanda pemerintah Indonesia muali menutup-nutupi persoalan Buruh. Ada kesan bahwa pemerintah ingin menggunakan kekerasan untuk menutupi persoialan Perburuhan di Indonesia.

Patut diakui bahwa tak cukup waktu sehari untuk membicarakan nasib buruh, apalagi membicarakannya di jalanan, pada saat demonstrasi pula. Mestinya masalah Perburuhan perlu dibicarakan dalam konteks serius, seperti pada Seminar Nasional, Seminar Daerah, Pertemuan antara Pekerja dan Pihak Korporat, pemerintah, politisi, anggota Dewan, dll. Dengan itu lebih banyak hal bisa dibicarakan dan diselesaikan secara tuntas. Apalagi pembicaraan itu lebih banyak melibatkan para pakar, para aktivis, birokrat, anggota Dewan, pemerintah, para Korporat dan para Pekerja.

Dengan membicarakn dalam waktu lama dan dengan melibatkan semua kalangan, maka Persoalan Perburuhan sedapat mungkin bisa diatasi. Masalah Perburuhan bisa dituntaskan dengan baik. Jangan hanya merayakannya dalam sehari, pun pula dalam keadaan tergesa-gesa pula. Terkesan kurang sportif dan tertutup. Apalagi, pada saat bersamaan, ketika memperjuangkan nasib mereka di jalanan, kaum pekerja kita dihadang oleh ribuan personil aparat keamanan. Seolah-olah nasib para pekerja kita sedang diujung tanduk. Padahal mereka memperjuangkan kepentingan nasional demi keadilan.

Saya melihat dari antara 10 tuntutan para Pekerja, 1 diantaranya berbicara tentang guru honorer dan yang lainnya berbicara tentang para TKI. Ini luar biasa. Namun sayangnya waktunya begitu singkat, Tak melibatkan semua Pekerja di Indonesia. Padahal sejak lama, NTT, NTB, Sulawesi, Maluku dan Irian Jaya telah dililit oleh setan yang bernama jeratan Korporasi. Parahnya, setan yang bernama jeratan Korporasi itu menghilang setelah menghisap darah para Pekerja. Setan yang bernama Koporasi itu sering menjadi Siluman. Kejamnya!

Kalau pemerintah bijak, maka gerakan MayDay perlu dikoordinasi secara nasional dan dengan penyusunan agenda hari demi hari dalam seminggu MayDay. Katakanlah hari pertama dan kedua untuk pergerakan Buruh, lalu hari ketiga dan keempat untuk negosiasi atau pertemuan, hari berikutnya untuk Seminar-Seminar, dll. Dengan begitu, persoalan Perburuhan bisa dibicarakan secara tuntas dan kita tidak mewariskan persoalan yang tidak perlu bagi generasi berikutnya.

Sayangnya, masalah Perburuhan sering berhubungan dengan dinamika dan konstelasi sosial-politik global, regional dan nasional. Dan juga persoalan Perburuhan berhubungan dengan keamanan. Itulah sebabnya ketika gerakan itu terjadi, meskipun untuk perjuangan kebebasan, terlihat kawalan aparat keamanan yang melimpah di kiri dan kanan. Ini menyebabkan gerakan kaum Buruh sangat ditakuti, sebab seringkali dalam pengalaman diikuti dengan kekerasan demi kekerasan. Ini menjadi pengalaman kurang bagus dan karenanya kemudian dikawal oleh aparat. Padahal misi dan visi MayDay sungguh bagus dan suci yakni memperjuangkan kebebasan dan kesejahteraan.

Bila memang pertimbangan keamanan yang membuat MayDay itu cuma sehari, patut diakui sebab para Buruh yang terbanyak merupakan kaum muda itu sering membuat kekerasan. Ini patut disayangkan! Semoga bersamaan dengan semakin sadarnya kaum Buruh untuk perjuanghan Kebebasan, MayDay bisa dirayakan selama seminggu nanti, dan bisa melibatkan semua Pekerja di Indonesia, dari Sabang sampai Merauke. Dengan demikian, kita semua berjuang demi kebebasan dan demi kesejahteraan semua untuk semua.

_____________________________________

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun