Bulan September hingga Oktober setiap tahun, di mana-mana di berbagai belahan tanah air orang-orang mengeluh tentang sulitnya memperoleh kebutuhan air untuk MCK (Makan, Cuci dan Kakus). Namun saya bersyukur bahwa di Belu, kebutuhan air tercukupi secara memuaskan. Puluhan air kali, sumur bor, air pipa bahkan air PAM masih berfungsi dengan baik. Para penduduk masih tampak ceriah dan berbahagia tanpa mengeluh kesulitan air untuk MCK.
Tempat penyulingan air bersih milik Pemda Belu di Embung multifungsi Haekrit (Dokpri)
Pulau Timor-Indonesia tempat saya lahir, besar dan kini mengabdi sebagai guru merupakan anugerah Tuhan dan merupakan pulau paling ramah dan mampu menyediakan apa-apa yang perlu untuk kehidupan penduduknya. Memang di beberapa tempat, persisnya di Benenain, air selalu meluapkan banjir besar dan membuat banyak korban ketika musim hujan tiba. Namun ketika musim panas seperti sekarang ini, Sungai Benenain menjadi penyedia air untuk kebutuhan penduduk yang membutuhkannya.
Bulan Juli 2014, saya mengunjungi 2 buah Embung terbesar di Belu yakni Haekrit dan Sirani. Di sana, saya menyaksikan betapa airnyasungguh melimpah ruah. Kualitas airnya bagus untuk MCK. Menurut saya semua penduduk Belu harus bersyukur atas pembangunan kedua Embung ini, meskipun masih pro kontra terkait pembebasan lahan karena masih simpang siurnya pembebasan tanah toh kehadiran Embung-Embung besar di Belu tersebut patut disyukuri baik oleh warga Belu maupun oleh pemerintah Belu.
Air melimpah di Embung Sirani-Belu-NTT (Foto: Dokpri)
Air di Embung Haekrit Belu. Sumber air yang melimpah  (Foto: Dokpri)
_____________________________________