Kurikulum ini usianya baru setahun. Tepatnya diberlakukan sejak tahun 2013. Sederhananya ialah bahwa sampai dinamakan Kurikulum 2013 karena Kurikulum ini mulai berlaku pada tahun 2013. Namun pengertian dan pemahamannya tidak sesederhana itu. Banyak aspek yang telah turut bermain, selain bahwa Kurikulum 2013 ialah kelanjutan dari KBK dan KTSP, namun bahwa pemberlakukannya kian kompleks juga dan penuh pertimbangan bukan hanya pertimbangan aspek politik pemerintahan terkait hasil Pilpres 9 Juli 2014 yang memenangkan Jokowi/Kalla.
Saya kira juga menyangkut pemerintahan Pak Susilo Bambang Yudoyono. Presiden RI SBY merupakan Presiden yang menjabat ketika para guru mulai diberlakukan program Sertifikasi sejak tahun 2005. Kini, Presiden yang bersejarah dalam dunia pendidik (guru) itu akan turun tahta. Ini bukan persoalan mudah. Bahkan dapat saja sangat krusial bila ternyata MK mengabulkan gugatan Prabowo/Hatta. Mungkinkah akan ada perpanjangan masa kerja Presiden?
Banyak orang mungkin mengharapkan itu dan memang bisa saja terjadi sebab untuk ukuran kepemimpinan dunia, Presiden SBY saat ini masih sulit dicari tandingannya bukan saja di Indonesia namun juga di dunia. Kita masih ingat ketika Presiden SBY dinobatkan sebagai pemimpin negara atau kepala negara terbaik sedunia di New York. Banyak orang akhirnya berpikir kalau-kalau ada upaya dunia untuk nanti mensekjenkan Susilo Bambang Yudoyono setelah resmi berhenti dari Presiden RI pada bulan Oktober 2014 nanti.
Namun tunggu dahulu. Kita ternyata memiliki program lebih ke arah kestabilan dalam negeri. Tawaran Sekjen PBB itu mungkin ada, namun lebih penting ialah memajukan Indonesia sebagai negara demokrasi terbesar ketiga di dunia. Dan untuk itu Indonesia menaruh harapan untuk pasangan pemenang Pilpres yakni Joko Widodo/Yusuf Kalla yang telah mendeklarasikan kemenangannya. Indonesia diprediksi akan memasuki masa agak gelap terkait investasi luar negeri sebab infrastruktur Indonesia belum beres. Ini sangat tidak memungkinkan investasi memasuki Indonesia sebab seturut logika investasi akan masuk bila infrastruktur Indonesia bagus.
Kurikulum 2013 yang tersendat-sendat pelaksanaannya bisa menggambarkan bahwa Kurikulum 2013 itu ibarat investasi besar untuk pendidikan Indonesia. Investasi besar bidang pendidikan yang bernama Kurikulum 2013 akan masuk ke setiap sekolah apabila sekolah-sekolah kita memiliki infrastruktur yang bagus. Nyatanya infrastruktur untuk gedung sekolah saja masih morat-marit, apalagi misalnya Laboratorium, Perpustakaan, tempat olah raga dan tempat rekreasi, juga katin. Apakah di setiap kelas sudah tersedia aliran listrik non stop dan air yang cukup agar para guru bisa bekerja dan membuat segala pertemuan berjalan lancar ataukah tidak? Untuk pengoperasian peralatan belajar pendidikan perlu suplay tenaga listrik yang bagus dan nyatanya banyak sekolah tidak ada aliran listrik yang berkekuatan bagus. Persoalan listrik di setiap kabupaten masih menjadi problema karena pasokan listrik kurang.
Gedung sekolah yang morat-marit akibat pengerjaan yang asal-asalan menyisahkan bahwa investasi pendidikan yang bernama Kurikulum 2013 belum maksimal sekali meskipun sekarang ini kita sudah memasuki tahun 2014 yakni satu tahun setelah Kurikulum 2013 berlaku.
Persoalannya infrastruktur sekolah-sekolah di Indonesia yang belum bagus telah menjadi sinyal bahwa proses pendidikan di negeri berpenduduk lebih dari 220.000.000Â itu masih penuh pergulatan dan proses yang terus mengalir, dinamis dan selalu penuh prospek dengan arah dan kiblat ke masa depan. Penuh dinamika, warna, irama dan gaya.......!
Jokowi/Kalla sejauh ini (meskipun sedang menghadapi gugatan dari pasangan Prabowo/Hatta) dianggap figur terbaik untuk program perbaikan infrastruktur di Indonesia sehingga investasi bisa masuk untuk semua lini kehidupan bangsa Indonesia.
__________________________
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H