Dalam peta di atas, secara jelas menunjukkan kawasan pengelolaan migas menjorok amat dekat dengan wilayah Indonesia (Malaka dan TTS). Indonesia harus tegas menentukan batas teritorial di laut Timor. Selama ini pemerintah pusat hanya sibuk memetakan dan menanam batas daratan antara Timorleste dan Indonesia di daerah daratan, namun belum intens memetakan batas laut antara Indonesia, Timorleste dan Australia. Malahan sejak periode integrasi pada tahun 1986, Australia telah secara terang-terangan membangun sumur minyak di laut Timor-Indonesia namun tak mendapatkan reaksi dari pemerintah pusat. Saat ini, proyek eksplorasi minyak cela Timor terus dilakukan Australia dengan membangun pusat pengolahan minyak bumi Timor di Wickham Point-Darwin Australia. Australia telah membangun pipa minyak masuk ke kawasan wilayah Malaka dan TTS di NTT- Indonesia.Â
Sama seperti di Motaain, pemerintah pusat telah membangun terminal pelintas batas yang megah di di Motamasin-Malaka. Kedua terminal megah ini telah diresmikan oleh presiden Joko Widodo pada bulan Desember 2016 lalu. Secara umumnya pemerintah indonesia belum menempatkan kekuatan kapal patroli baik laut maupun udara di wilayah Malaka dan TTS. Sehingga diperkirakan Australia seenaknya menyeberang ke wilayah laut Indonesia sejak tahun 1986 untuk melakukan eksplorasi migas di laut Timor.Â
Pemerintah Australia telah membangun pangkalan udara dan pangkalan laut dengan kekuatan militer yang amat besar di Darwin-Australia untuk kepentingan pengamanan eksplorasi mereka di cela Timor. Pangkalan angkatan udara dan laut Australia di Darwin bahkan telah didukung oleh sekitar 2500 pasukan AS dengan berbagai peralatan canggih. Hampir semua pasukan AS yang ditempatkan di Darwin ialah pasukan yang barus tiba dari Afganistan atau wilayah Timur Tengah lainnya. Timorleste memiliki 2 kapal perang angkatan laut yang dipesankan dari Korea untuk menjaga tapal batas wilayah lautnya. Sedangkan patroli-patroli udara dan laut Indonesia belum menunjukkan aktivitas yang memadai di Malaka dan TTS.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H