Mohon tunggu...
Blasius Mengkaka
Blasius Mengkaka Mohon Tunggu... Guru - Guru.

Alumnus Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) di Universitas Negeri Nusa Cendana Kupang Tahun 2008. (1). Pemenang Topik Pilihan Kolaborasi "Era Kolonial: Pengalaman Mahal untuk Indonesia yang Lebih Kuat", (2). A Winner of Class Miting Content Competition for Teachers Period July-September 2022. (3). The 3rd Winner of Expat.Roasters Giveaway 2024.

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Dua Gadis Kecil di Sumur Bor Sukabitetek-Belu-NTT

21 Agustus 2014   05:15 Diperbarui: 18 Juni 2015   03:00 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di tengah-tengah kegiatan saya meliput dan meneliti gua Maria Bibin, kecamatan Raimanus yakni sebuah gua asli di Belu, saya berjumpa dengan 2 anak puteri yang sedang menimba air di sumur bor kecil. Oleh karena tertarik ingin mengetahui sesuatu ceritera tentang gua Maria Bibin, saya berusaha untuk berkomunikasi dengan keduanya. Keduanya ternyata sangat bersahabat dan dengan polos menceriterakan tentang keluarganya dan gua Maria Bibin kepada saya.

Tentu sambil melihat-lihat lokasi sumur bibin Bibin kecil tersebut. Selain sumur bor kecil ini, di Suakbitetek ada sebuah sumur bor yang lebih besar dengan debit air terbesar. Terasa nuansa keterbukaan dari dua gadis kecil itu. Salah seorang dari kedua gadis kecil itu ialah puteri guru Marianus, seorang guru SD yang bertugas memegang kunci gua Maria Bibin.

Sayangnya saya tidak sempat bertemu langsung dengan guru Marianus yang disebut-sebut memegang kunci gua Maria Bibin yang tampak terkunci ketika saya mengambil gambar. Namun saya cukup puas mengarahkan kamera lewat cela-cela pagar gua Maria Bibin yang asli tersebut. Salah seorang gadis kecil itu ternyata juga cucu seorang guru SD. Keduanya tampak ramah dan juga bercita-cita menjadi guru juga.

Guru-guru di Timor-NTT menjadi teladan iman bagi anak didiknya dan juga umat lingkungan di mana mereka hidup. Katakanlah para guru SD di Timor-NTT menjadi penggerak iman umat. Selain mereka mengajar di sekolah, mereka juga bertugas mendampingi umat untuk berdoa, menyiapkan umat untuk upacara misa dengan latihan koor untuk nyanyian misa. Ketika awal Konsili Vatikan II hingga sekitar tahun 1989-an, guru-guru SD di Paroki-Paroki dalam Keuskupan Atambua memimpin liturgi koor dan doa di gereja atau di Kapela kadang-kadang liturgi dengan musik suling Bambu. Musik suling Bambu itu menyanyikan lagu-lagu gereja yang dipimpin oleh seorang guru SD.

Pada waktu itu anak-anak SD tampak terampil bermain musik suling Bambu karena arahan para guru SD. Sayangnya kini musik suling Bambo sudah tidak terdengar di dalam gereja ketika misa HR Natal atau HR Paskah. Musik suling Bambu kini diperdengarkan bila ada kunjungan resmi kenegaraan dari para pejabat penting. Presiden Susilo Bambang Yudoyono mendapatkan kehormatan untuk disambut dengan musik suling Bambo-Belu ketika beliau melakukan kunjungan kenegaraannya ke kabupaten Belu beberapa tahun yang lalu.

Saya berfoto bersama Elsy, salah seorang gadis kecil yang rumahnya di lingkungan Bibin, tempat di mana terdapat gua Maria asli Bibin. Gadis kecil ini merupakan puteri dari guru Marianus. Kami berfoto sambil duduk di atas Sumur bor Bibin yang kecil. Sayang salah seorang gadis kecil lainnya tidak tampak dalam foto. Dia bertugas memfoto kami (Foto: Dokpri)

14085465831986043708
14085465831986043708
St. Maria dari gua Maria Bibin. Gua Maria asli (Foto: Dokpri)

14085467781460055295
14085467781460055295
Gua Bibin yang asli meninggalkan kesan adanya dugaan aktivitas alam melalui proses-proses sejak ribuan tahun. Juga meninggalkan dugaan adanya 'kehidupan' tertentu atau gerakan alam pada masa prasejarah (Foto: Dokpri)

14085471841588539063
14085471841588539063
Gunung Mandeu tampak dari Sukabitetek, ini bukan gunung berapi melainkan sebuah gunung biasa (Foto: Dokpri)

________________________________________

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun