Saat ini pada sisi jalan raya negara sepanjang perjalanan Atambua-Kupang, orang akan menemukan buah jambu biji hutan (buah Kujawas) yang dijual di samping jalan raya oleh para penjual. Saat saya hendak memasuki kota Kefamenanu, ibu kota kabupaten TTU segera tampak lapak-lapak pedagang buah-buahan ini sedang sibuk menawarkan atau menjajakan tumpukan buah jambu biji yang sedang masak untuk para pembeli yang umumnya para pengendara mobil atau motor yang berhenti.
Segera saya memberhentikan sepeda motorku lalu bertanya tentang harga sebuah tumpukan buah yang menurutku menarik itu. "Setumpuk Rp 2500, pak!", kata seorang mama penjual. Saya memeriksa beberapa buah yang tampak kuning, namun di dalamnya berwarna merah delima dan putih susu. Saya memilih yang berkenan di hati saya lalu mulai makan dan merasakan nikmatnya makan buah jambu biji itu.
"Buah jambu ini diambil dari mana, bu? Apakah ibu sendiri yang menanamnya?", tanya saya kepada seorang ibu yang menjual di lapak yang berjejer dengan lapak sesama pedagang buah jambu yang lain. "Tidak menanam sendiri, pak. Buah jambu biji ini kami petik ramai-ramai dari hutan. Setelah membersihkannya kamipun menjualnya di lapak ini"' kata mama penjual itu. "Oh, berarti sekarang lagi panen buah jambu biji masak di hutan ya? Lalu apakah buah jambu biji ini laris setiap hari? Mengingat bahwa ada sekitar lebih dari 5 lapak"' tanyaku. "Wah selalu laris, pak," jawab mama penjual. Kemudian saya terus sibuk memotret dengan kamera yang saya gantung di leherku sebelumnya sambil mulut saya mengunyah buah jambu biji hutan ini. Meskipun buahnya kecil, namun rasa buahnya enak, manis dan harum. Hmmmmm...
Tampak beberapa kendaraan berhenti untuk membeli buah jambu biji hutan yang ditumpuk itu. Berdasarkan penjelasan mama itu, saya dapat tangkap bahwa usaha penjualan buah jambu biji ini merupakan salah satu produk hasil hutan yang favorit pada bulan-bulan seperti sekarang (Agustus hingga Oktober). Selain buah jambu hutan, masyarakat juga memanen madu hutan, kayu bakar, umbian, dll. Â Buah jambu hutan ini biasanya digunakan orang untuk mengolahnya menjadi manisan buah, rujak atau dimakan langsung seperti buah Apel.
Pemandangan buah jambu biji hutan di tempat jualannya. Sepiring begini dihargai Rp 2500 (Foto: Dokpri)
___________________________________________
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H