Mohon tunggu...
Blasius Mengkaka
Blasius Mengkaka Mohon Tunggu... Guru - Guru.

Guru profesional Bahasa Jerman di SMA Kristen Atambua dan SMA Suria Atambua, Kab. Belu, Prov. NTT. Pemenang Topik Pilihan Kolaborasi "Era Kolonial: Pengalaman Mahal untuk Indonesia yang Lebih Kuat" dan Pemenang Konten Kompetisi KlasMiting Periode Juli-September 2022.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bahasa Indonesia Mendunia

31 Desember 2016   07:25 Diperbarui: 1 Januari 2017   01:45 723
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berbanggalah ini kelebihan bahasa indonesia di mata dunia (quline.com)

Bersamaan dengan adanya publikasi di Internet, bahasa Indonesia semakin mendunia. Kesadaran ini agaknya belum benar-benar tumbuh 100% di hati para netizen tanah air. Buktinya ada berbagai keluhan ditujukan terhadap para penulis medsos utamanya Facebook. Umumnya para penulis medsos dipandang secara kurang bermartabat. Hal ini terlihat dari penilaian terhadap kalimat-kalimat, kata-kata dan wacana singkat dalam Medsos utamanya Facebook. 

Kalau kita cermati, ternyata susunan kalimat tulisan medsos ternyata banyak kali sangat jauh dari ilmu tata bahasa Indonesia yang telah mereka terima selama pendidikan. Ilmu bahasa ternyata hanya sebatas untuk lulus ujian. Setelah lulus, jangan harap mereka akan gunakan dalam percakapan atau tulisan. Bahkan beberapa guru bahasa Indonesia senior di Timor-NTT malahan menggunakan bahasa pasar dengan susunan kalimat yang sangat jauh dari tata bahasa yang nota bene diajarkannya di sekolah dalam ruang Facebooknya. Para guru menyandang predikat sebagai guru bahasa Indonesia ternyata hanyalah label dan tak terlalu menyata. 

Selama ini selaku guru, saya lebih banyak melihat saja apa-apa yang para guru kerjakan dengan Laptop mereka. Apakah mereka menulis silabus, RPP, Prota, Prosem, dll? Ternyata mereka bukan menulis murni namun sibuk melakukan copy. Lalu apakah yang mereka lakukan dengan Laptop itu? Apakah mereka sibuk menyusun roster baru, menuliskan pembagian tugas para guru,dll. Saya mengambil kesimpulan bahwa para guru Indonesia belum benar-benar sibuk dalam urusan ilmu pengetahuan. Urusan ilmu pengetahuan menjadi hal nomor terakhir dari sekian banyak tugas lainnya, utamanya tugas keluarga.

Para penulis medsos dengan aneka tulisannya yang pendek dan berbahasa pasar ialah potret generasi yang memiliki citra tak sedap tentang tata berbahasa yang benar dan baku. Berbagai kritik telah dilontarkan dalam wacana-wacana. Kritik-kritik menguraikan tentang keluhan bahasa para siswa/i dan para mahasiswa/i yang mengambil alih bahasa medsos untuk tugas-tugas kuliah dan bahkan skripsi-skripsi.

Kemampuan kita menggunakan bahasa Indonesia yang baik akan menjadi citra tinggi bagi dunia untuk menjadi bahasa Indonesia sebagai model, bahkan menjadi salah satu bahasa dunia. Dengan jumlah penduduk akan mencapai 300 juta orang, bahasa Indonesia telah menjadi salah satu bahasa yang paling banyak digunakan setiap hari. Sekarang tinggal kita meningkatkan kualitas berbahasa Indonesia agar memenuhi  standard sebagai bahasa internasional. Hal ini menjadi tugas semua komponen bangsa untuk membuat bahasa Indonesia menjadi semakin berkualitas. 

Kita perlu memperbaiki dan meningkatkan kualitas berbahasa Indonesia dalam komentar dan postingan di Facebook dan Twitter. Dengan itu kita akan mencapai kualitas berbahasa yang tinggi untuk mendukung peningkatan fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa internasional. Setidaknya dengan itu kita semakin memperkuat 7 hal berikut sebagai  kebanggaan kita terhadap bahasa Indonesia:

1. Bahasa Indonesia menjadi salah satu bahasa paling populer di Australia

2. Bahasa Indonesia termasuk dalam 10 besar bahasa yang paling banyak dipakai di dunia

3. Telah didirikan pusat study Indonesia di benua Afrika

4. Terdapat pusat study bahasa Indonesia di Jepang dan Mesir

5. Bahasa Indonesia menjadi bahasa prioritas di Vietnam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun