Mohon tunggu...
Blasius Mengkaka
Blasius Mengkaka Mohon Tunggu... Guru - Guru.

Alumnus Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) di Universitas Negeri Nusa Cendana Kupang Tahun 2008. (1). Pemenang Topik Pilihan Kolaborasi "Era Kolonial: Pengalaman Mahal untuk Indonesia yang Lebih Kuat", (2). A Winner of Class Miting Content Competition for Teachers Period July-September 2022. (3). The 3rd Winner of Expat. Roasters Giveaway 2024. Wa: +6281337701262.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Fulan Mosu dan Dialektika Ritual Tetum Belu-NTT

12 Januari 2025   20:44 Diperbarui: 12 Januari 2025   20:44 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Lelaki tua dari suku Tetum Naitimu itu bernama Katuas Leki. Dia adalah seorang penjaga rumah adat Asulaho di kampung Nanaerai, desa Naitimu di Provinsi NTT. Saya bertemu dengan dia pada suatu ketika untuk sebuah acara adat tradisi Kasu isin menurut adat Tetum.

Saat itu saya baru saja selamat dari kecelakaan besar sepeda motor, sekitar tahun 2010. Dia akan membuat ritus Kasu isin dan memohon perlindungan luluhur untuk saya.

Kali pertama saya meminta kesediaannya membuat ritual adat itu, dia menolak. Belum tiba saatnya, katanya kepada saya. Acara adat tetum itu dibuat saat Fulan mosu. 

Fulan mosu adalah Bulan baru. Pada saat itu, seorang tua adat dibolehkan untuk membuat ritual adat Kasu isin. Sayapun pulang ke rumah.

Ketika tepat Bulan baru tiba, saya pergi sekali lagi ke rumahnya. Tanpa keberatan, dia langsung membuat ritual Kasu isin dengan sebilah kelewang terhunus dan pelbagai bahan adat di sebuah sungai kecil di dalam kampung tertua di Naitimu itu.

Peristiwa tahun 2010 itu,  saya masih kenang baik. Saya menganalisis,  ternyata ritus tetum tidak dilakukan tanpa perhitungan pergerakan Bulan di langit.

Katuas Leki hanya dapat membuat ritual Tetum pada saat Fulan mosu atau saat Bulan baru. Dia mengambil sumber kekuatan dari Bulan baru untuk memimpin ritual adat tetum.

Peradaban ritualnya dibimbing oleh pergerakan Bulan. Katuas Leki selama bertahun-tahun membangun dialektikanya sendiri berdasarkan pergerakan Bulan di langit. 

Bulan adalah benda langit yang berjarak sangat jauh, tetapi Bulan mempengaruhi komunikasi ritual tetum. Dialetika ini telah dipertahankan selama berabad-abad di tanah tetum.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun