Foto di atas mengandung kode kosmis sangat penting yang perlu diungkapkan. Foto Nebula Kupu-Kupu itu dibuat oleh Teleskop Hubble untuk secara akurat menggambarkan Nebula Kupu-Kupu.Â
Pada awalnya, Â Teleskop Hubble tidak secara langsung merekam foto Nebula Kupu-Kupu. Tetapi Teleskop Hubble pada awalnya menangkap cahaya Nebula Kupu-Kupu.Â
Dengan pendekatan Big Bang Theory, Teleskop menganalisis jarak, lokasi dan wujud benda yang memancarkan cahaya tersebut. Â Hasil analisis sistem Teleskop Hubble menghasilkan potret Nebula Kupu-Kupu.Â
Teleskop Hubble adalah teleskop Antariksa paling terkenal di dunia, beroperasi sejak tahun 1990 sampai 2021 setelah diganti posisinya oleh Teleskop James Webb pada tahun 2021. Tetapi hingga kini tetap beroperasi dari Orbit Bumi Rendah, berjarak 515 km di atas permukaan Bumi.
Teleskop itu bekerja menggunakan metode Deep Sky, berarti melihat ke kedalaman masa lalu dari awan debu kosmik, sisa ledakan bintang dan galaksi. Â
Batasan-batasan dari metode Deep Sky di Teleskop Hubble  berdasarkan Theory Big Bang. Sesuai dengan Theory Big Bang, "Alam semesta ada sejak 13,8 miliar tahun lalu". Jadi 13,8 miliar tahun adalah batasan masa lalu.Â
Untuk melihat sampai ke masa 13,8 miliar tahun lalu itu butuh Teleskop Hubble sebab mata manusia terbatas.
Agar dapat mengetahui rupa benda 13,8 miliar tahun lalu itu ditentukan oleh fakta adanya cahaya. Cahaya adalah fakta. Jadi Teleskop Hubble berusaha untuk sukses menangkap cahaya yang dipancarkan sinar dari benda angkasa untuk dijadikan fakta.
Fakta cahaya yang ditangkap itu dianalisis oleh sistem Teleskop Hubble untuk menentukan jarak, rupa dan  posisi benda yang memancarkan cahaya itu. Cahaya bintang adalah fakta untuk menentukan jarak dan rupa bintang.Â
Misalnya, cahaya Matahari adalah fakta. Dari cahaya itu bisa ditelusuri benda pemancarnya (Matahari) melalui sistem Teleskop Hubble. Sehingga diperoleh kesimpulan, cahaya Matahari sampai di kita butuh waktu 8 menit.