Bintang Bethlehem berkaitannya dengan raksasa gas Jupiter. Jupiter adalah nama dewa utama orang Romawi kuno.Â
Jika bintang Bethlehem dirohanikan oleh penginjil Matheus maka dasarnya ada pada warisan Romawi kuno ini. Tentu saja ada pemahaman penginjil Matheus untuk makna teologis. Matheus memadukan kejadian alam murni dengan keyakinan rohaninya akan kekuasaan Tuhan.
Peristiwa alam murni itu terjadi pada malam 15 September 7 SM terjadi selama berbulan-bulan kemudian. Saat 3 majus melihat konjungsi Jupiter-Saturnus di langit malam.Â
Konjungsi itu membuat Matahari-Bumi-Jupiter-Saturnus tampak sejajar. Peristiwa astronomis ini masih tercatat dalam sejarah dan bisa ditelusuri dengan baik sekali. Berbulan-bulan konjungsi itu terjadi.
Saat konjungsi, Planet gas Jupiter lebih menonjol dari Saturnus. Jupiter adalah setengah bintang atau planet yang hampir menjadi sebuah bintang.
Konjungsi itu melahirkan cahaya Corona yang menyebar dengan satu sosok cahaya terkuat sedang tertuju ke sebuah gua di Bethlehem, tanah Yehuda. Oleh Matheus, cahaya Corona itu adalah bintang Bethlehem.Â
Penyebutan bintang untuk planet Jupiter masih ada benarnya juga. Sebab dalam makna sesungguhnya, planet Jupiter hampir merupakan bintang jadian, sehingga dalam arti tertentu, planet Jupiter masih cocok disebut bintang Corona.Â
Cahaya bintang Corona diciptakan oleh hasil konjungsi antara Jupiter-Saturnus, dengan cahaya Jupiter lebih kuat 15 kali.Â
Pemaknaan hubungan bintang Bethlehem dengan planet rakasasa gas yang hampir jadi bintang itu terkait dengan kedudukannya sebagai "planet raja", "bintang raja", Â lambang Yehuda. Nama planet itu adalah nama dewa utama Romawi kuno.
Menurut kamus bahasa Inggris, Corona adalah mahkota raja. Sedangkan menurut kamus bahasa Indonesia, Corona adalah lingkaran sinar yang mengelilingi Matahati. Ini ada hubungan dengan Jupiter yang sebagian kecil cahaya yang dipancarkannya berasal dari sinar Matahari.