Mohon tunggu...
Blasius Mengkaka
Blasius Mengkaka Mohon Tunggu... Guru - Guru.

Alumnus Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) di Universitas Negeri Nusa Cendana Kupang Tahun 2008. (1). Pemenang Topik Pilihan Kolaborasi "Era Kolonial: Pengalaman Mahal untuk Indonesia yang Lebih Kuat", (2). A Winner of Class Miting Content Competition for Teachers Period July-September 2022. (3). The 3rd Winner of Expat.Roasters Giveaway 2024.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Merkurius Mencapai Posisi Ideal

15 September 2024   08:46 Diperbarui: 16 September 2024   13:06 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

SkyViewer di jam 08.49 Wita pada Minggu, 15 September 2024 memperlihat bahwa Merkurius dan Venus, 2 planet terdekat dengan Matahari mencapai posisi atau jarak ideal dari Matahari. 

Selama ini, Merkurius jarang muncul di cakrawala karena ukurannya yang kecil sehingga sulit muncul di SkyViewer. SkyViewer dibuat dan dikontrol oleh 2 badan antariksa dunia yang sangat terkenal yaitu: European Space Agency (ESA) dan NASA.

Planet Merkurius jarang menampakkan diri karena ukurannya kecil. Planet yang rajin muncul selalu adalah planet Venus. Merkurius berdiameter hanya 4.876 km2 dan berjarak 778,5 km dari Matahari. 

Penelitian membuktikan bahwa Merkurius telah mengalami penyusutan sejak 3 miliar tahun lalu akibat proses pendinginan di bagian dalam planet itu. Merkurius berada di konstelasi Leo dan disebut planet abu-abu.

Sudah ada 4 satelit yang diluncurkan ke ruang angkasa untuk meneliti Merkurius. Empat satelit untuk penelitian Merkurius adalah MMO, MPO, Messenger dan Marine. 

Para ahli mengumumkan hasil penelitian mereka di jurnal Nature Communications pada 14 Juni 2024 bahwa Messenger milik NASA menemukan berlian setebal 16 km di bawah kerak Merkurius. Penemuan itu dinamakan mantel berlian Venus. 

Penelitian para ahli menggunakan data-data yang dibuat Messenger pada bulan Maret 2011 dan bulan April 2015. Selama mengorbit Merkurius pada waktu itu, Messenger mengumpulkan data-data  geologi planet Merkurius.

Berlian adalah mineral yang tidak padat. Proses terjadinya berlian di kerak Venus yakni akibat kondisi kandungan Karbon yang sangat tinggi namun memiliki kandungan oksigen yang sangat rendah di bagian dalam Merkurius.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun