Mohon tunggu...
Blasius Mengkaka
Blasius Mengkaka Mohon Tunggu... Guru - Guru.

Alumnus Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) di Universitas Negeri Nusa Cendana Kupang Tahun 2008 dan suka Trading. (1). Pemenang Topik Pilihan Kolaborasi "Era Kolonial: Pengalaman Mahal untuk Indonesia yang Lebih Kuat", (2). A Winner of Class Miting Content Competition for Teachers Period July-September 2022. (3). The 3rd Winner of Expat. Roasters Giveaway 2024. Hubungi: 081337701262.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Di Balik Kata No oleh Donald Trump dalam Debat Capres versus Kamala Harris

11 September 2024   22:54 Diperbarui: 12 September 2024   22:22 330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya sudah menonton kembali tayangan di Youtube tentang debat antara Trump versus Kamala Harris. CNN dan lembaga SSRS mengatakan Kamala unggul. 

Trump bagaimana pun adalah pemilik debat itu tentu tidak cepat mengatakan No. Trump punya pertimbangan matang, pemilik demokrasi barat.

Sesungguhnya terdapat beberapa poin cukup menjadikan Kamala ungguli Trump dalam debat pada Selasa, 10 September 2024.

Debat diselenggarakan oleh ABC Network di NCC Philadelphia untuk Pemilu Presiden/Wakil AS pada tanggal 5 November 2024. Trump berasal dari Partai Republik, sedangkan Kamala berasal dari Partai Demokrat.

Trump satu atau dua kali menggunakan kata No. Mungkin saja kata itu ditafsirkan oleh para pengamat sebagai akibat Trump mau menyetir pembicaraannya sendiri dan tidak begitu tunduk terhadap maksud para penanya. Karena terikat masa lalunya

Dalam seni berdebat, pendebat harus berusaha untuk menolak secara halus dan tidak berterus terang agar para pendengar merasa tidak tersudut. Dengan demikian, para pendengar punya minat untuk terus perhatikan isi pembicaraan.

Dengan ucapkan No, maka ini berakibat cukup fatal. Para pendengar berbalik untuk mengatakan bahwa Trump tidak paham. 

Dalam sebuah wawancara, ketika ditanya sikap Trump terhadap para pelaku pemboman WTC, Trump mengatakan ingin membebaskan para pelaku. Hal itu berarti Trump memasukkan diri dalam debat pro-kontra.

Tentu saja Kamala memanfaatkan kesempatan ini dan sepertinya mengambil alih debat. Di kata penutup, Kamala akui bahwa Trump memusatkan perhatian pada masa lalu (past), sedangkan dirinya memusatkan perhatian pada masa depan (future).

Di awal debat, Kamala memperkenalkan diri.  Kamala Harris berusaha untuk membuat image bahwa Trump dikondisikan untuk mendukung Haris dalam kampanye dengan beberapa kali menyebut nama Donald Trump. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun