Mohon tunggu...
Blasius Mengkaka
Blasius Mengkaka Mohon Tunggu... Guru - Guru.

Alumnus Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) di Universitas Negeri Nusa Cendana Kupang Tahun 2008 dan suka Trading. (1). Pemenang Topik Pilihan Kolaborasi "Era Kolonial: Pengalaman Mahal untuk Indonesia yang Lebih Kuat", (2). A Winner of Class Miting Content Competition for Teachers Period July-September 2022. (3). The 3rd Winner of Expat. Roasters Giveaway 2024. Hubungi: 081337701262.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Negara-Negara Asia Pasifik Manfaatkan Era Digital untuk Bangkit

8 September 2024   00:37 Diperbarui: 8 September 2024   08:24 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: detik.com

Paus Fransiskus sedang melakukan kunjungan ke 4 negara di Asia Pasifik (Aspas) selama bulan September 2024 ini yaitu: Indonesia, Singapura, Papua Nugini dan Timor Leste. Sesuai peta, negara-negara Asia pasifik terbaca lumayan banyak. Mayoritas negara-negara Aspas memiliki garis pantainya termasuk dalam wilayah samudera pasifik. 

Mengapa Indonesia jadi prioritas kunjungan Sri Paus Fransiskus? Secara politik internasional, karena hal itu berkaitan dengan sejarah berdirinya negara Indonesia yang berkaitan dengan akhir Perang Dunia II di Asia Pasifik. 

Indonesia diproklamasikan oleh Soekarno-Hatta pada 17 Agustus 1945 beberapa hari setelah Jepang menyerah kepada sekutu. Lahirnya Indonesia saat itu berkaitan erat dengan akhir Perang Dunia II di Asia Pasifik.

Akibat perang antara Jepang melawan sekutu maka wilayah Asia Pasifik telah menjadi medan perang yang dasyat selama PD II dengan korban puluhan juta nyawa manusia. 

Perang Dunia II telah mengakibatkan hilangnya pengaruh kolonialisme bangsa Eropa atas wilayah Asia Pasifik. Pasca PD II, revolusi nasional di Indonesia dengan cepat mengumumkan Indonesia merdeka. Setelah itu menyusul negara-negara Asia Pasifik lain.

Pasca PD II, tidak ada lagi ancaman perang. Negara Aspas sibuk membangun negaranya di tengah-tengah dominasi AS yang sangat tinggi atas Aspas. Jika mempelajari sejarah PD II di Asia Pasifik,  China bukan merupakan ancaman di Aspas. Apalagi setelah terbentuknya Asosiasi negara-negara Asia Pasifik tahun 1989 dengan pertemuan pertama para kepala negara Aspas di Melbourne, Australia

Sesuai dengan misi APEC, negara-negara Aspas dihimbau untuk membentuk komunitas Aspas untuk memikirkan solusi atas permasalahan bangsanya sendiri. Selama era globalisasi, negara-negara Aspas lebih banyak  menderita kerugian moral dan ekonomi bahkan terpuruk secara sosial karena pendidikan tidak bagus.

Setelah era globalisasi selesai, kini era digital muncul. Negara-negara Aspas harus memanfaatkan era digital sebagai peluang untuk maju. Oleh sebab itu pendidikan di kawasan Aspas harus dipacu agar negara-negara Aspas memanfaatkan era digital sebagai peluang memajukan bangsa dan negaranya. 

Prinsipnya adalah tidak mengimpor solusi atas masalah dalam negeri. Negara harus punya solusi sendiri. Solusi atas masalah sendiri harus ada dan lahir dari kesadaran sendiri untuk maju ke arah yang lebih baik dan lebih bermartabat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun