Mohon tunggu...
Blasius Mengkaka
Blasius Mengkaka Mohon Tunggu... Guru.

Alumnus Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) di Universitas Negeri Nusa Cendana Kupang Tahun 2008. (1). Pemenang Topik Pilihan Kolaborasi "Era Kolonial: Pengalaman Mahal untuk Indonesia yang Lebih Kuat", (2). A Winner of Class Miting Content Competition for Teachers Period July-September 2022. (3). The 3rd Winner of Expat. Roasters Giveaway 2024.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Franz Kafka: Buku Umpama Kapak untuk Membelah Lautan Kebekuan Diri

17 Agustus 2023   05:28 Diperbarui: 17 Agustus 2023   16:49 346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ein Buch muss die Axt sein fuer das gefrorene Meer in uns (Franz Kafka).

Franz Kafka (1883-1924) bukan hanya sebagai sosok paradoksal. Kafka menyamakan buku adalah kapak. Penulis Jerman berdarah Yahudi itu telah wafat dalam usia 40 tahun tetapi karya-karyanya tetap hidup sampai hari ini. Teks singkat ini mengungkap fakta menarik tentang pentingnya buku bagi kehidupan manusia modern. Pada zamannya Kafka merupakan penulis berpengaruh di Eropa. 

Saya terjemahkan teks di atas dalam bahasa Indonesia: Sebuah buku harus adalah kapak bagi lautan beku dalam diri kita. Terdapat beberapa makna penting yang ingin diungkapkan oleh Kafka tentang buku. Tidak mudah memahami teks singkat ini. Butuh ilmu tafsir bahasa secara saksama.

Franz Kafka menggunakan gaya metafora untuk menjelaskan kebenaran isi teks ciptaannya. Gaya bahasa metafora adalah bahasa kiasan yang serupa pepatah atau perumpamaan. Dengan ia menggunakan gaya metafora membuat teks singkat ini menarik. Terdapat nilai sastra Jerman yang ingin ditonjolkannya. 

Franz Kafka (Sumber:thebookbinderdaughter.com).
Franz Kafka (Sumber:thebookbinderdaughter.com).

Gaya metafora adalah satu-satunya petunjuk utama bagi kita untuk memahami kebenaran teks singkat di atas. Pengarang mempertautkan kiasan tentang buku dengan kebenaran pada alam yang absolut. Kebenaran pada alam adalah kebenaran abadi. Pengarang mempersamakan kondisi kebodohan pada manusia dengan kondisi kebekuan di musim salju. Teks itu berisi sebuah kebenaran abadi karena ia bertitik tolak dari alam.

Dalam konteks teks ini kebekuan adalah lambang kebodohan dan tidak ada perubahan. Franz Kafka mengumpamakan diri kita masing-masing seumpama lautan beku. Buku menjadi kapak untuk mencairkan lautan beku itu. Ia menekankan pentingnya buku agar kebekuan yang abadi dalam tiap pribadi bisa selesai.

Di Eropa alam di mana Franz Kafka hidup memang membeku di musim salju. Di Eropa setiap musim salju semua laut dan sungai menjadi beku. Kondisi beku digambarkan dalam pengertian negatif. Ia mengumpamakan diri kita adalah lautan beku jika tanpa sebuah buku di tangan. Artinya orang-orang yang tidak pernah membaca buku akan mengalami kondisi kebekuan abadi.

Di musim salju semua tanaman di alam ditutupi es. Hewan-hewan dan manusia mencari kehangatan. Kehidupan terancam kebekuan. Dengan suhu berada di bawah nol derajat hampir tidak ada komunikasi melakui suara. Bahkan tidak ada gerakan-gerakan berarti. Segala sesuatu di alam diam dan membeku di musim salju.

Jika kebekuan adalah pengertian negatif (sama dengan ketidaktahuan). Maka kebekuan harus diakhiri dengan membaca buku. Buku harus adalah kapak yang dapat menghancurkan lautan beku yaitu ketidaktahuan dalam diri kita. Kapak itu membuat diri kita kembali hidup dan normal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun