Sebagai Desa wisata, Desa Dualaus adalah tempat berkumpulnya banyak orang dari seluruh dunia sehingga semua orang harus menghayatan nilai-nilai global, seperti: pantang kekerasan, solidaritas dalam keadilan, kejujuran, kesetaraan antara pria dan wanita dan tanggung jawab ekologis. Penghayatan nilai-nilai global di Desa wisata Dualaus adalah sangat penting agar semua orang merasa nyaman di Desa wisata Dualaus.
Menakar Peluang Pekerjaan di Desa Wisata Dualaus
Masyarakat sekarang adalah masyarakat komunikatif, sehingga dialog antarelemen perlu dikembangkan, demikian Jurgen Habermas, seperti dikutip Kusumastuti dalam Demokrasi Damai Era Digital (2019). Partisipasi warga warga Desa Dualaus terhadap 4 destinasi wisata dapat tumbuh optimal melalui opini-opini di ruang Media Sosial. Untuk itu butuh banyak pertemanan di Grup Facebook Desa Dualaus. Melalui Grup Facebook, komunikasi timbal-balik terbuka. Dari dunia maya harus bergerak ke aksi gotong royong di dunia nyata.Â
Desa wisata Dualaus menjanjikan puluhan lapangan kerja. Tentu ini merupakan surga bagi para pencari kerja. Jenis-jenis pekerjaan yang bakal terserap di Desa wisata Dualaus adalah Pengelola Desa Wisata, Tenaga Pendidikan dan Pelatihan, Penjaga Fasilitas Pengunjung, Penjaga Homestay, Pekerja di Sector Produk Wisata/Cinderamata, Penjaga Toko Cinderamata, Pekerja Kuliner, Bumdes, Pekerja di Bidang Event dan Pertunjukkan, Petugas Satpam, Tenaga Kesehatan, Pekerja di Bidang 3R, Petugas Listrik dan Pelengkapan, Pekerja Sanitasi dan Kebersihan, Operator Digital, Petugas Dokumentasi dan Publikasi, Penjaga Toilet dan Kamar Mandi Umum.Â
Penutup
Hasil kerja keras warga Desa Dualaus tampaknya berhasil. Kini kenyamanan wisata hampir optimal, dan ikon produk wisata di Desa Dualaus terus diburu warga dan wisatawan demi nilai-nilai hidup, wawasan baru, kebutuhan hidup, daya tarik wisata dan peningkatan ekonomi warga. Pengelola kawasan wisata Dualaus harus memanfaatkan ruang Media Sosial untuk memacu partisipasi nyata semua warga untuk membangun fasilitas-fasilitas wisata di Desa Dualaus. Ke depan, para warga di Desa Wisata juga harus diberikan pelatihan-pelatihan bahasa asing dan etika/sikap menghadapi tamu mancanegara. Â
Semoga Desa wisata rintisan Dualaus juga dapat menarik para peneliti untuk melakukan penelitian-penelitian, maritim bawah laut di Teluk Gurita untuk mencari petunjuk-petunjuk tentang bekas kehidupan hayati dan pelayaran antarkawasan di masa lalu. Â Â
Sumber Referensi:
1. Santoso, Edi, Narasi Damai Jurnalis Warga dalam Demokrasi Damai Era Digital, Jakarta: Siberkreasi, 2019.
2. Survey Kamenparekraf di https://jadesta.kamenparekraf.go.id.
3. Bele, Antonius, Nafsu Berlebihan Pembangun Merusak lingkungan Hidup: "Kwadran Bele" Sebagai Alat Ukur Pembangunan (Bahan Seminar), Salatiga: 2019.
4. Andy, Adrianus, Pengembangan Ekowisata Teluk Gurita di Desa Dualaus, Kecamatan Kakuluk Mesak, Kabupaten Belu, Skripsi S1, FKIP Undana Kupang, Jurusan Pendidikan Geografi, 2022.
5. Kirchberger, Georg, Konsep Ethos Global Hans Kueng dan Relevansinya Terhadap Upaya Dialog Antaraagama di Indonesia, Jurnal Ledalero, Vol.21, No.1 Juni 2022.