Mohon tunggu...
Blasius Mengkaka
Blasius Mengkaka Mohon Tunggu... Guru - Guru.

Alumnus Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) di Universitas Negeri Nusa Cendana Kupang Tahun 2008. (1). Pemenang Topik Pilihan Kolaborasi "Era Kolonial: Pengalaman Mahal untuk Indonesia yang Lebih Kuat", (2). A Winner of Class Miting Content Competition for Teachers Period July-September 2022. (3). The 3rd Winner of Expat. Roasters Giveaway 2024. Hubungi: 081337701262.

Selanjutnya

Tutup

Hukum Pilihan

Hidup-Matinya Para Prajurit itu Berada di Tangan Keluarga Mereka dan Irjen Pol. Ferdy Sambo

1 September 2022   12:30 Diperbarui: 2 September 2022   08:02 306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hukum. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Teka-teki apakah Irjen Pol.  Ferdy Sambo yang saat ini menjadi tersangka atas sangkaan sebagai dalang pembunuhan berencana terhadap anak buahnya Brigadir J bisa bebas bebas dari jeratan hukum menarik dikaji. Jika hal itu terjadi, itu adalah sudah biasa di tubuh militer dalam kondisi perang. Peristiwa bebasnya seorang perwira dari jeratan hukum karena salah memberi perintah lalu kemudian menyebabkan matinya sang prajurit seperti kasus Irjen Sambo ini sering terjadi di tubuh militer dalam kondisi perang, khususnya saat perang dunia II yang lalu. 

Perwira Berkuasa Atas Hidup-Matinya Para Prajuritnya

Dalam dunia militer, perintah perwira terhadap prajuritnya adalah perintah wajib yang harus ditaati seorang prajurit. Meskipun beresiko kehilangan nyawa. Seorang prajurit dididik untuk berani mati demi atasannya, atau perwiranya. Dengan diijinkan untuk boleh memakai senjata dan punya jenjang kepangkatan setara TNI maka segala hal terkait kebijakan ala militer tentu masih melekat dalam Polri. 

Dalam institusi Polri terdapat Brimob sebagai garda terdepan yang menggunakan sistem militer setara TNI. Oleh karena itu, peran seorang perwira Polri menentukan persoalan hidup-mati para prajuritnya. Seorang perwira memegang mati-hidup para prajurit yang dipimpinnya. 

Doktrin militer mengandung faham: meskipun salah, perintah perwira wajib dilaksanakan oleh prajuritnya. Dalam kasus Irjen Pol. Ferdy Sambo, peran kepemimpinan Irjen Ferdy Sambo terlihat sangat dominan atas para ajudannya. Hal itu berarti hidup-mati dari para prajurit polisi yang bertugas sebagai ajudan itu berada di tangan Irjen Pol. Ferdy Sambo. Karena Irjen Pol. Ferdy Sambo adalah perwira tinggi Polri dan atasan langsung dari para prajurit (para ajudannya).  

Selain Perwira, Peran Keluarga Juga Berkuasa Atas Hidup-Matinya Seorang Prajurit

Peran keluarga dari seorang prajurit sangat mengkuatirkan nasib hidup seorang prajurit. Di manapun seorang prajurit bertugas, doa keluarga mengiringi derap langkah sang prajurit. Keluarga menjadi tempat sang prajurit mengungkapkan unek-unek hatinya. Seorang prajurit sering mengkomunikasikan rencana memilih pasangan hidup dan berharap keluarganya dapat menghadiri pernikahannya. Jika mendapat liburan, prajurit kembali ke kampung halaman dan bertemu dengan keluarganya. Prajurit harus menjalin relasi yang harmonis dengan keluarganya. Doa keluarga menentukan keberhasilan karier sang prajurit. Kesalahan relasi dengan keluarga bisa membahayakan jiwa dari prajurit di tempat tugas.

Dapatkah Pihak Institusi Polri dan Pihak Keluarga Brigadir J Berdamai?

Jawabannya adalah kedua pihak itu dapat berdamai. Dalam berbagai Media, terungkap bahwa ayah dari Brigadir J sangat mencintai institusi Polri. Keluarga Brigadir J agaknya tidak setuju dengan tindakan Irjen Pol. Ferdy Sambo. Keluarga Brigadir J dapat berdamai dengan institusi Polri tetapi agaknya tidak berdamai dengan Irjen Ferdy Sambo. 

Selama kasus ini mencuat ke publik, keluarga Brigadir J berperan sebagai penggugat agar kasus itu diselesaikan secara hukum. Jadi Irjen Pol Ferdy Sambo mendapatkan kesempatan bisa bebas dari jeratan hukum karena terjadi perdamaian antara Institusi Polri dan keluarga Brigadir J. Dalam institusi Polri, Irjen Pol Ferdy Sambo adalah salah satu petinggi di Institusi Polri sehingga Irjen Pol. Ferdy Sambo adalah perwira tinggi yang menentukan hidup-matinya Brigadir J.

Kesimpulan

Jika kemudian hari Irjen Pol Ferdy Sambo bebas dari semua tuntutan hukum karena perannya sebagai atasan atau perwira tinggi dari Brigadir J maka itu adalah konsekuensi logis dari sistem militer bersenjata dalam tubuh Polri. Hidup-matinya seorang prajurit di pasukan berada di tangan perwira mereka, dan juga berada di tangan keluarga dari masing-masing para prajurit itu yang amat mengkuatirkan nasib hidup masing-masing prajurit.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun