Mohon tunggu...
Blasius Mengkaka
Blasius Mengkaka Mohon Tunggu... Guru - Guru.

Alumnus Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) di Universitas Negeri Nusa Cendana Kupang Tahun 2008. (1). Pemenang Topik Pilihan Kolaborasi "Era Kolonial: Pengalaman Mahal untuk Indonesia yang Lebih Kuat", (2). A Winner of Class Miting Content Competition for Teachers Period July-September 2022. (3). The 3rd Winner of Expat.Roasters Giveaway 2024.

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Presidensi G20 Indonesia 2022 dan Peluang Investasi Hijau Berbasis Tradisional, Gotong Royong dan Berkelanjutan

20 Juli 2022   14:10 Diperbarui: 20 Juli 2022   14:11 527
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Logo Presidensi G20 Indonesia 2022 (Sumber foto: Kemlu.go.id)

Presidensi G20 Indonesia 2022 berarti tahun 2022 ini, Indonesia memegang Presidensi Group of 20 (G20), sebuah forum kerja sama 20 negara pemegang ekonomi utama dunia. Jabatan ini diterima Indonesia pada KTT G20 di Roma, Italia pada 31 Oktober 2021.

Pada waktu itu, PM Italia Mario Draghi secara resmi menyerahkan jabatan Presidensi G20 2022 kepada Presiden Joko Widodo. Jabatan Presidensi G20 2022 adalah amanat yang dipercayakan oleh sesama negara anggota G20 kepada Indonesia.

Dalam Susana Pandemi Covid-18, perhelatan G20 2022 di Indonesia mengusung tema "Recover Together, Recover Stronger". Secara sistematis menyuarakan spirit kuat dari Indonesia untuk pulih bersama dan membangun masa depan ekonomi yang lebih kuat.

Menggapai Indonesia Maju Dengan Investasi Hijau

Jabatan Presidensi G20 Indonesia 2022 merupakan  kehormatan dan kebanggaan bagi seluruh rakyat Indonesia. Dalam rentang masa jabatan ketua G20 yang berlangsung 1 Desember 2021 sampai 20 Desember 2022 ini, banyak misi mulia  harus dituntaskan. Amanat Presidensi G20 Indonesia 2022 merupakan peluang emas untuk merancang beberapa program ekonomi vital untuk meraih masa depan ekonomi yang cerah.

Gedung Bank Indonesia (Sumber foto: Banksinarmas.com)
Gedung Bank Indonesia (Sumber foto: Banksinarmas.com)
Salah satu program ekonomi vital yang mampu menarik keuntungan ekonomis di masa depan adalah peluang ekonomi investasi hijau. Program strategis ekonomi investasi hijau  ini menggandeng Bank Indonesia, pengusaha atau  investor dan masyarakat. Bank Indonesia sebagai bank sentral harus mendorong pemberian kredit kepada para investor baik perorangan maupun kelompok. Dengan memanfaatkan kedudukan Indonesia sebagai salah satu negara agraris terbesar di dunia, Indonesia memiliki tanah pertanian luas yang dapat ditawarkan kepada negara-negara maju untuk investasi hijau.

Lahan-lahan pertanian yang tersedia dapat menarik para investor dari negara-negara maju untuk berinvestasi di bidang kayu dan komoditi jangka panjang. Kayu dan komoditi jangka panjang adalah investasi hijau yang sangat menjanjikan.

Dengan Mengefektifkan Koperasi

Pemerintah harus berani mengelola semua investasi hijau dengan memberikan kesempatan kepada masyarakat melalui kepemilikan modal bersama (koperasi)  agar investasi hijau tidak memunculkan kapitalisme. Oleh sebab itu sistem ekonomi koperasi harus berperanan. Sistem ekonomi koperasi memungkinkan pengelolaan dilakukan dari modal bersama milik masyarakat.

Indonesia, harus bisa memanfaatkan event raksasa ini untuk melakukan lobi dan negosiasi agar membawa dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Semua rakyat berharap  untuk meraih prospek cerah ekonomi hijau sebab Negara-negara G20 menguasai 80% Produk Domestik Bruto dunia.

Definisi ekonomi hijau (green growth) merujuk pada Bappenas sebagai pertumbuhan ekonomi yang kuat, ramah lingkungan, dan inklusif secara sosial. Dengan merujuk pada Bappenas, investasi hijau di Indonesia harus berangkat dari kearifan-kearifan lokal pada masyarakat. Sehingga investasi hijau di Indonesia bernafaskan sistem tradisional. Pemahaman ini penting agar apa yang kita pikirkan tentang investasi hijau dalam hal Presidensi G20 Indonesia 2022 tidak abstrak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun