Saya ucapkan terima kasih kepada Kompasiana.com, Telkomsel Indonesia dan IndiHome yang telah memberikan saya kesempatan untuk menuliskan pengalaman-pengalaman saya berinternet dalam event lomba blog. Dengan menjadi penulis Kompasiana.com, saya telah menjadi anggota dari komunitas imajiner, sebuah lompatan budaya yang nyata.Â
Jika dahulu saya harus meninggalkan rumah untuk belajar, mengajar, mencari buku-buku dan bahan bacaan, kini saya hanya duduk di kamar dan menyalakan Notebook. Hanya dalam hitungan menit saya sudah membaca buku-buku yang saya cari dan memberi tugas kepada para siswa untuk mendownload modul-modul dan buku-buku yang saya tulis di Internet.Â
Pengalaman-pengalaman positif ini saya telah peroleh dari Manfaat Internet berkaitan dengan tugas-tugas saya sebagai guru dan pekerja Media online. Dengan internet, kedua pekerjaan (guru dan penulis konten Media) memberikan saya penghasilan berupa uang untuk membiayai kehidupan saya dan keluarga.
Dalam dunia internet, Media adalah milik masyarakat yang berharga dan masyarakat sekarang adalah masyarakat Media. Sehingga jika saya mengisahkan pengalaman saya berinternet, saya harus membahas tentang Media, yaitu: isi konten-konten yang dikomunikasikan Media. Prestasi Media dalam era internet ini, tak bisa dipisahkan dari prestasi individu sebagai penulis konten karena Media memiliki sistem fungsional individu.
Tanpa individu yang disebut penulis konten, tentu tak ada Media. Media ada karena ada konten-kontennya. Dengan konten-kontennya, Media mengidentifikasikan dirinya dengan komunitas imajiner. Komunitas imajiner cenderung berjumlah lebih banyak dari komunitas non imajiner. Media bergerak dari pusat pemerintahan RI menuju daerah regional hingga kampung-kampung. Media mengkomunikasikan sekitar peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan Ikon negara yaitu berita-berita mainstream dari Jakarta, seperti: pemerintahan, idiologi, politik, ekonomi, sosial, keamanan, pembangunan dan pendidikan. Informasi di Media menggerakkan proses, bahkan informasi lebih cepat dari tindakan. Sebagai guru, berita-berita mainstream menjadi perhatian saya, tetapi saya hidup di tengah-tengah masyarakat berbudaya daerah. Keduanya mempengaruhi bagaimana saya berpikir dan memahami dunia global.
Berita-berita Media yang berasal dari regional (termasuk desa dan kampung) merupakan kearifan budaya. Berita-berita dari regional menyediakan lebih banyak pilihan topik yang dapat dibahas dengan mengikutsertakan sebanyak mungkin penulis warga. Inilah kekuatan Media, sekaligus kekuatan opini warga. Dalam kondisi inilah letak pentingnya internet bagi masyarakat daerah yang berjumlah mayoritas di Indonesia. Berita-berita mainstream dari Jakarta membutuhkan berita-berita daerah, demikian juga sebaliknya.
Kehidupan keluarga, kehidupan kerja dan  hubungan interpersonal telah berubah. Wilayah tempat tinggal dan bekerja, seperti dulu, dihapuskan. Pekerjaan, pelatihan dan studi sering kali mengharuskan para warga desa meninggalkan "rumah". Di zaman internet ini, frekuensi relokasi ditemukan sangat tinggi. Dengan internet, pemisahan fisik dihapus. Internet membuat komunikasi menjadi lebih dekat dan lancar.
Media dapat mengurangi konsekuensi perpisahan dan membuat warga dapat mengetahui keadaan kerabat melalui telepon seluler atau Internet, di mana pun mereka berada. Para warga juga dapat mengetahui hal terpenting tentang rumah dari massa media. Media massa  merupakan pengganti kehadiran fisik. Melalui media massa, jaringan kontak langsung satu sama lain tidak lagi diperlukan.