Mohon tunggu...
Blasius Mengkaka
Blasius Mengkaka Mohon Tunggu... Guru - Guru.

Alumnus Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) di Universitas Negeri Nusa Cendana Kupang Tahun 2008. (1). Pemenang Topik Pilihan Kolaborasi "Era Kolonial: Pengalaman Mahal untuk Indonesia yang Lebih Kuat", (2). A Winner of Class Miting Content Competition for Teachers Period July-September 2022. (3). The 3rd Winner of Expat.Roasters Giveaway 2024.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Hans Bethe dan Energi Fusi Nuklir Perbintangan

30 Juni 2022   15:27 Diperbarui: 30 Juni 2022   15:55 433
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Matahari (Foto: NASA).

Pada tahun 1967, Hans Bethe, Fisikawan Jerman-AS meraih hadiah Nobel  Fisika untuk temuannya atas nukleosintesis perbintangan (stellar nucleosynthesis).  Menurut Hans Bethe, Matahari dan bintang-bintang selalu bersinar karena ditenagai oleh fusi nuklir. 

Bersama Albert Einstein, Hans Bethe (1906-2005) giat menentang percobaan senjata nuklir dan pengembangan senjata nuklir. Baginya, energi dari fusi nuklir Matahari dan bintang-bintang hendaknya dikembangkan dan digunakan untuk kesejahteraan umat manusia.

Menurut Hans Bethe, dalam fusi nuklir Matahari, inti hidrogen yang sangat cepat bergabung untuk membentuk helium. Penggabungan ini memerlukan suhu jutaan derajat. Beberapa massa hilang dan diubah ke sejumlah besar energi menurut rumus Einstein yang terkenal E = MC2. 

Dengan temuan Hans Bethe ini, kita dapat memahami bahwa Matahari pada dasarnya akan menjadi bom hidrogen raksasa. Tetapi Jika saja fusi nuklir Matahari bertanggung jawab atas output daya Matahari yang sangat besar sebesar 3,86 x 1026 watt, maka 4 juta ton materi akan diubah menjadi energi setiap detik. Energi dari fusi nuklir Matahari berkekuatan sebesar 3-4 kali kekuatan energi fisi nuklir, tetapi dapat diabaikan jika dibandingkan dengan massa total matahari yang sangat besar.

Penemuan energi fusi nuklir Matahari oleh Han Bethe adalah sumbangan yang sangat besar bagi dunia Fisika modern. Dengan energi fusi Matahari bisa dihasilkan bom nuklir Hidrogen (senjata Termonuklir). Energi hasil fusi nuklir Matahari juga dapat digunakan untuk menggantikan energi fisi nuklir yang sudah dipakai di berbagai Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir.

Kekuatan energi fusi nuklir Matahari adalah lebih kuat 3-4 kali dari energi fisi nuklir (pemisahan atom). Bom atom pada tahun 1945 menggunakan energi fisi nuklir.  

Pada 2021, sebuah eksperimen fusi nuklir di AS oleh para ilmuwan berhasil meledakkan energi lebih dari 10 kuadtriliun watt atau setara 10.000 triliun watt.  Dalam eksperimen tersebut para ahli hanya menembakkan sinar cahaya yang intens dari laser terbesar dunia pada pelet kecil Hidrogen. 

Hans Bethe, dkk juga pada tahun 1945 menemukan massa kritis Uranium-235 yang dapat menahan reaksi fisi nuklir pada bom atom.  Energi fusi nuklir Matahari dapat digunakan untuk kesejahteraan umat manusia karena tidak mengeluarkan gas CO2.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun