Pada tahun 2021, wahana antariksa Parker Solar Probe berhasil menyentuh Matahari. Kerberhasilan wahana itu membuktikan kebenaran teori Fisika Matahari di era kini.Â
Di balik keberhasilan itu, kita tahu bahwa betapa rumitnya proses-proses yang telah terjadi sebelumnya. Proses-proses itu menandakan betapa tingginya kemajuan ilmu dan teknologi manusia saat ini. Kemajuan iptek didukung oleh keteguhan dan keuletan kerja dari para ilmuwan NASA dan ESA selama bertahun-tahun.Â
Boleh dikatakan bahwa tonggak penting perkembangan Fisika Matahari adalah sejak beroperasinya satelit pemantau Matahari yang bernama SOHO (Solar Heliospheric Observatory) milik ESA dan NASA.Â
Ilmu tentang Fisika Matahari dipelopori oleh filsuf Yunani kuno Anaximander pada tahun 6 SM. Filsuf Anaximander adalah orang pertama yang tidak melihat cahaya dan kehangatan Matahari sebagai hadiah ilahi, tetapi ia mencoba untuk menjelaskan Fisika Matahari berdasarkan pengamatan mata. Anaximander mengatakan, Matahari berbentuk lingkaran, seperti roda gerobak. Tepinya berlubang dan penuh dengan api.
Di era sekarang, pengetahuan kita tentang Fisika Matahari didasarkan secara sangat akurat pada berbagai foto dan Teleskop dari wahana antariksa khusus pemantau Matahari, SOHO.Â
Para peneliti menemukan bahwa Matahari itu indah, memberikan harapan baru dan tidak membosankan. Matahari bersifat dinamis bagaikan organisme hidup. Hasil penemuan ini mematahkan pemahaman kita selama bertahun-tahun sebelumnya bahwa Matahari adalah statis dan membosankan, sebagai bola kuning yang selalu bersinar setiap hari. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H