Mohon tunggu...
Blasius Mengkaka
Blasius Mengkaka Mohon Tunggu... Guru - Guru.

Alumnus Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) di Universitas Negeri Nusa Cendana Kupang Tahun 2008. (1). Pemenang Topik Pilihan Kolaborasi "Era Kolonial: Pengalaman Mahal untuk Indonesia yang Lebih Kuat", (2). A Winner of Class Miting Content Competition for Teachers Period July-September 2022. (3). The 3rd Winner of Expat. Roasters Giveaway 2024. Wa: +6281337701262.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

ESA Temukan Gempa Bintang dan DNA Bintang di Galaksi Bima Sakti

26 Juni 2022   18:55 Diperbarui: 26 Juni 2022   19:36 325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Galaksi Bima Sakti. (Gambar: eso.org).

The European Space Agency (ESA)pada awal Juni 2022 merilis hasil temuan terbaru tentang bintang-bintang di Galaksi Bima Sakti. Dari penemuan-penemuan penting tersebut terdapat 2 yang menonjol yakni: penemuan  "gempa" Bintang dan penemuan DNA Bintang. Temuan ini diperoleh ESA dalam proyek survey paling mendetail yang berjudul Die Gaia-Mission.

Gempa Bintang

Die Gaia-Mission mendeteksi starquakes - gerakan kecil di permukaan bintang - yang mengubah bentuk bintang. Sebelumnya Gaia telah menemukan osilasi radial yang menyebabkan bintang membengkak dan menyusut secara berkala sambil mempertahankan bentuk bolanya. 

Namun setelah itu, Gaia menemukan getaran lain yang lebih mirip tsunami besar yang disebut Osilasi-non radial. Osilasi non-radial ini hanya mengubah bentuk global bintang dan karenanya tidak mudah dideteksi.

Gaia telah mendeteksi gempa bintang non-radial yang kuat di ribuan bintang. Gaia juga mengungkapkan getaran seperti itu pada bintang jarang terlihat sebelumnya. Menurut teori saat ini, bintang-bintang ini seharusnya tidak memiliki getaran, tetapi Gaia telah mendeteksinya di permukaannya. 

DNA Bintang 

DNA Bintang adalah komposisi kimia pembentuk bintang-bintang. Menurut ESA, beberapa bintang mengandung lebih banyak "logam berat" daripada yang lain. Hanya unsur-unsur ringan (hidrogen dan helium) yang terbentuk selama Big Bang. Semua elemen lain yang lebih berat, yang disebut "logam" oleh para astronom, terbentuk di dalam bintang. 

Ketika bintang mati, logam-logam dilepaskan ke dalam gas dan debu di antara bintang-bintang (Nebula). Pembentukan aktif dan kematian bintang menciptakan lingkungan yang lebih kaya logam. 

Menurut ESA, beberapa bintang di galaksi kita terbuat dari bahan primordial, sementara yang lain, seperti Matahari kita, terbuat dari materi yang diperkaya oleh bintang generasi sebelumnya. Bintang yang lebih dekat ke pusat galaksi Bima Sakti lebih kaya akan logam daripada bintang yang lebih jauh

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun