Saat Kristus lahir, terjadi keselarasan konstelasi planet-planet dengan rasi bintang Leo di tanah Yudea. Hal seperti itu adalah ajaib dan tidak sembarang terjadi. Bintang Timur akhirnya menunjukkan dengan tepat lokasi/tempat kelahiran Yesus Kristus di sebuah gua alam di Bethlehem. Tiga raja (kaum majus) menggunakan astrologi untuk menemukan tempat kelahiran Yesus Kristus.
Nah, dalam dunia kini kita harus tahu, ada apa di balik ramalan bintang? Inilah tema pokok yang harus saya kaji. Ramalan bintang mulai telah dibuat oleh manusia sejak zaman manusia menghuni gua-gua prasejarah dan mendapat bentuknya saat jayanya kebudayaan Piramida di Mesir kuno. Orang India dan China juga telah lama mempraktikkan astrologi.
Astrologi dan horoskop menjadi budaya populer di barat sekarang. Sehingga kita harus tahu bahwa matahari, bulan, planet dan bintang mempengaruhi emosi dan suasana hati kita. Jika matahari terlalu panas orang mengeluh kepanasan, dll.Â
Astrologi dan horoskop pada sisi penting membuat orang dapat mengenal dirinya sendiri. "Kenali dirimu sendiri." Banyak agama mengajarkannya, para filsuf membicarakannya. Buku-buku populer mengatakan bahwa mengenal diri sendiri adalah faktor paling mendasar dalam menjalani kehidupan yang lebih baik, sejahtera dan bahagia.Â
Mengetahui siapa anda, mengapa anda seperti ini, apa motivasi dan niat anda, adalah langkah pertama untuk mengembangkan sifat dan karakteristik positif, serta mampu mengatasi dan mengalahkan hal-hal negatif lalu anda dapat mengarahkannya ke arah yang benar.Â
Poin kunci astrologi adalah mengenali semua faktor yang selaras dan bersatu dari waktu ke waktu, ketika perkembangan dan perubahan terjadi, dan bagaimana perubahan memengaruhi hidup anda. Jangan pernah anda lupa bahwa peristiwa masa depan diatur oleh rambu-rambu untuk membantu Anda menavigasi kemampuan pribadi Anda dengan lebih baik.
Terserah pendapat anda mengatakan tentang astrologi dan horoskop, tetapi bagi saya, astrologi dan horoskop bukan digunakan untuk berdamai dengan takdir, tetapi astrologi dan horoskop digunakan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih dalam tentang potensi diri sendiri.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H