Mohon tunggu...
Blasius Mengkaka
Blasius Mengkaka Mohon Tunggu... Guru - Guru.

Guru profesional Bahasa Jerman di SMA Kristen Atambua dan SMA Suria Atambua, Kab. Belu, Prov. NTT. Pemenang Topik Pilihan Kolaborasi "Era Kolonial: Pengalaman Mahal untuk Indonesia yang Lebih Kuat" dan Pemenang Konten Kompetisi KlasMiting Periode Juli-September 2022.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Mengapa Ayam Harus Ada Lebih Dahulu dari Telurnya?

30 April 2022   13:46 Diperbarui: 30 April 2022   16:11 481
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Dalam bukunya Metafisika, Aristoteles pernah menjawab sebuah pertanyaan sangat penting dari salah satu murid. Bunyi pertanyaan itu adalah: manakah yang lebih dahulu ada: ayam atau telur ayam? Menurut Aristoteles, ayam harus ada lebih dahulu dari telur ayam. 

Argumen Aristoteles ini menegaskan bahwa aktualitas (ayam) lebih mendasar daripada potensi (telurnya). Aristoteles secara efektif berpendapat bahwa ayam ada sebelum telur. Ayam lebih menunjukkan materi aktualitas oleh karena itu ayam lebih dekat dengan substansi yang merupakan fundasi dari alam. 

Aktualitas (ayam) bersifat sudah selesai secara alamiah, sedangkan potensi (telur ayam) akan bertumbuh secara alamiah ke arah aktualitas (ayam) jika ada ayam. Tetapi suatu objek di alam hanya bisa menjadi sesuatu objek potensial jika sudah ada objek aktual. 

Bagi Aristoteles, kita tidak bisa mengatakan, "itu adalah telur ayam" jika tidak ada yang namanya ayam (aktualitas alamiah). Substansi adalah hal yang paling mendasar yang ada, jadi substansi harus menjadi aktualitas. 

Menurut Aristoteles, tidak ada yang bisa eksis kecuali ada substansi. Hal itu berarti objek potensi tidak bisa eksis kecuali objek aktualitasnya sebagai substansi sudah ada.

Dalam subbuku Zeta, Aristoteles mengatakan zat seperti manusia dan ayam memiliki potensi berupa janin dan telur, sehingga tidak sepenuhnya aktual. Sedangkan dalam subbuku Lambda, Aristoteles menyatakan bahwa setiap spesies memiliki zat-zat abadi dalam dirinya, zat-zat abadi ini lebih penting dan lebih mendasar karena zat-zat abadi hanya bersifat aktualitas, tanpa potensi. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun