Buku Theta adalah subbuku dari Metafisika karya Aristoteles yang membahas materi potensi dan materi aktual. Materi potensi berubah ke aktual membutuhkan teori-teori atau konsep-konsep teruji terlebih dahulu dalam kaitannya dengan proses perubahan.Â
Ketika satu hal, F, berubah menjadi yang lain, G, kita dapat mengatakan bahwa F adalah G dalam potensialitas, sedangkan G adalah G dalam aktualitas. F berubah menjadi G hanya jika beberapa agen lain, H, bertindak di atasnya, contohnya: buah kelapa sawit diolah untuk menjadi minyak sawit dan akhirnya diolah untuk menjadi produk-produk, seperti: Rinso, sabun mandi, terigu, minyak goreng, dll.
Materi potensi dapat berubah ke materi aktualitas secara rasional atau irasional. Hal ini tergantung pada apakah perubahan tersebut dipengaruhi oleh agen rasional terdidik, tidak terdidik atau terjadi secara alami. Pendidikan dan penggunaan teknologi maju memegang peranan sangat penting di sini.
Oleh karena tuntutan pemenuhan kebutuhan hidup manusia, maka semua materi potensi harus diwujudkan ke materi aktual. Jika suatu materi potensi tidak pernah menjadi suatu materi aktual, maka kita menyebutnya ketidakmungkinan. Hal ini terjadi karena faktor kekurangan pendidikan.Â
Orang yang berpendidikan baik melakukan tindakan lengkap dan rasional dengan memanfaatkan ilmu dan teknologi. Orang berpendidikan adalah agen perubahan. Sedangkan orang bodoh melakukan tindakan irasional dan tidak lengkap, misalnya, menari adalah tindakan yang lengkap karena punya tujuan. Sedangkan mengambil kayu di hutan untuk api adalah tindakan yang tidak lengkap karena akhir dari mengambil kayu adalah hanya untuk membuat api, tidak berpotensi ke bentuk aktualitas lain.Â
Aristoteles berpendapat bahwa materi aktual lebih penting daripada materi potensi karena 3 alasan, sbb:Â
Pertama, materi potensi dapat diabaikan sedangkan materi aktual tidak bisa diabaikan karena bersifat lebih penting, lebih bermanfaat dan lebih dibutuhkan. Â
Kedua, materi potensi dapat berubah ke materi aktual membutuhkan proses rumit. Sehingga untuk proses rumit ini butuh agen perubahan yang berpendidikan dan beretika.
Ketiga, sedemikian tingginya kualitas pada materi aktual sehingga Aristoteles mengidentifikasikan aktualitas sebagai bentuk, yang pada gilirannya berkaitan dengan substansi, yang merupakan hal paling mendasar dari ada. Sedangkan potensialitas diidentifikasi hanya sebagai materi semata-mata.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H