Siapa tidak tahu peristiwa-peristiwa  kebakaran hutan di Sumatera, Jawa dan Kalimantan? Siapa tidak tahu kerusakan alam di bagian barat Indonesia? Bahkan lingkungan alam di bagian barat Indonesia mungkin sudah sulit diselamatkan lagi.  Dalam konteks ini, WWF sedang memimpin dunia untuk mengkampanyekan bahwa bencana ekologis adalah faktor penyebab utama pandemi Covid-19 dan banyak pandemi virus lainnya.Â
Hubungan Pandemi Covid-19 Dengan Krisis Ekologis
Setiap kali terjadi Pandemi virus, hewan liar tertentu dianggap pembawa patogen. Ada apa tentang hal ini? Kita harus berpikir utuh dengan menerima kebenaran bahwa masalah penyebaran virus ada hubungannya dengan krisis ekologis dunia yang parah. Faktor pemicunya bukan berasal dari hewan liar itu, melainkan kedekatan manusia dengan hewan liar itu yang tidak wajar.
WWF mengatakan bahwa Pandemi Covid-19 adalah krisis kesehatan, ekonomi dan sosial yang berskala global, tetapi sebenarnya akar krisis ini adalah krisis ekologis berat selama beberapa dekade. Krisis ekologi terjadi karena kita telah menghancurkan habitat dan memusnahkan keanekaragaman hayati, kita telah mendatangkan bahaya bagi diri sendiri.Â
Dengannya kita mengakui teori krisis ekologis dunia sebagai faktor penyebab Pandemi Covid-19. Sebab krisis Covid-19 tidak jatuh dari langit. Pandemi Covid-19 adalah konsekuensi logis dari perusakan alam kita dan perlakuan eksploitatif kita terhadap makhluk hidup di planet ini.
Krisis Ekologis di Indonesia
Sebaiknya kita jangan terlalu jauh menuduh negara lain. Kita sebagai orang Indonesia harus sadar diri bahwa ketika banyak hutan hujan di bagian barat Indonesia dibakar dan dihancurkan dan terjadi banyak kerusakan alam akibat penambangan, manusia telah mengubah secara mendalam struktur yang telah berkembang dalam ekosistem.Â
Padahal jutaan spesies hewan dan tumbuhan, dan parasit, virus, jamur, dan bakteri hidup di hutan-hutan kita. Mereka menciptakan keseimbangan dengan spesies tempat mereka berevolusi. Di ekosistem yang sehat, walaupun patogen dapat berbahaya bagi manusia, ia tidak selalu harus memicu gejala penyakit. Kekuatan ekosistem adalah keragamannya.
Ekosistem yang sehat dan utuh melindungi manusia. Sebaliknya jika kita menghancurkannya, patogen kehilangan inangnya dan mencari manusia. Dari satu orang, selanjutnya virus menginfeksi ribuan orang lainnya.
Penulis Amerika David Quammen pernah mengatakan dalam bukunya "Spillover" (2013), "Di mana pun pohon ditebang dan hewan liar dibunuh, kuman lokal beterbangan seperti debu...."