Para ahli seperti dilansir Media internasional CNN.com kemarin (11/06/2021) mengatakan lonjakan kematian akibat Pandemi Covid-19 pasca Hari Raya Idulfitri di Pulau Jawa dan Sumatera adalah akibat serangan Varian Delta yang dinamakan Strain.B.1.617.2. Lonjakan kematian di 2 Pulau besar di Indonesia akibat para warga mengabaikan protokol dengan berkelana mengelilingi Nusantara mengabaikan larangan perjalanan sementara yang dikeluarkan pemerintah.Â
Jumlah kasus telah meningkat tajam di Jawa dan Sumatera tiga minggu setelah hari raya setelah bulan puasa, ketika jutaan orang berkelana di seluruh nusantara, mengabaikan larangan perjalanan sementara.
CNN.com (11/06/2021) memberitakan bahwa di Kudus, Jawa Tengah, kasus meroket 7,594% sejak saat itu, menurut Wiku Adisasmito dari gugus tugas Covid-19 Indonesia. Bantuan perawatan kesehatan telah dibawa, tetapi kapasitas rumah sakit telah mencapai 90%, media lokal melaporkan.
Defriman Djafri, ahli epidemiologi dari Universitas Andalas di Padang, seperti dikutip CNN.com (11/06/2021) mengatakan kematian di Sumatera Barat pada Mei merupakan rekor tertinggi.
Di Riau di Sumatera, kasus harian meningkat lebih dari dua kali lipat dari awal April menjadi lebih dari 800 pada pertengahan Mei, sementara tingkat positif mencapai 35,8% minggu lalu, kata Wildan Asfan Hasibuan, seorang ahli epidemiologi dan penasihat satuan tugas provinsi.
Pada bulan Mei 2021, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan Strain B.1.617 dan turunannya, termasuk B.1.617.2, sebagai varian yang menjadi perhatian. Klasifikasi itu berarti suatu varian mungkin lebih menular atau menyebabkan penyakit yang lebih parah, gagal merespons pengobatan, menghindari respon imun atau gagal didiagnosis dengan tes standar.Â
Varian Delta adalah yang keempat yang dinyatakan sebagai varian yang menjadi perhatian oleh WHO; yang lainnya adalah B.1.1.7, yang pertama kali terlihat di Inggris dan sekarang dikenal sebagai varian Alpha; B.1.351, atau Beta, pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan; dan P.1, pertama kali ditemukan di Brazil dan sekarang disebut Gamma. Â
Gelombang ketiga PSBB dan seterusnya lebih buruk dan lebih mengkuatirkan. Sebab gelombang ketiga PSBB memiliki konsekuensi yang lebih parah, yaitu: sekolah, tempat ibadah dan ruang publik ditutup, tidak ada lagi BLT atau BLT menipis, tingkatan stress dan depresi lebih tinggi. Sehingga memerlukan tingkatan ketahanan pribadi. Mereka yang punya tingkat ketahanan pribadi dan keluarga tinggi akan mampu bertahan selama PSBB gelombang ketiga. Sedangkan mereka yang memiliki ketahanan rendah akan gagal mengatasi PSBB. Ketahanan itu bersifat bawaan, alamiah tetapi dinamis.Â
Sumber: CNN.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H