Mohon tunggu...
Blasius Mengkaka
Blasius Mengkaka Mohon Tunggu... Guru - Guru.

Alumnus Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) di Universitas Negeri Nusa Cendana Kupang Tahun 2008. (1). Pemenang Topik Pilihan Kolaborasi "Era Kolonial: Pengalaman Mahal untuk Indonesia yang Lebih Kuat", (2). A Winner of Class Miting Content Competition for Teachers Period July-September 2022. (3). The 3rd Winner of Expat.Roasters Giveaway 2024.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kajian atas 2 Tarian Etnis Sikka Krowe di Hale Hebing, Kab Sikka, Provinsi NTT

22 September 2020   04:07 Diperbarui: 25 September 2020   04:16 388
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gereja paroki Renha Rosari Hale-Hebing di kabupaten Sikka, Flores. (Foto: Dokpri).

Untuk kepentingan artikel ini, saya menampilkan 2 video yang merupakan konten domestik dari desa Hebing dan desa Hale di kabupaten Sikka, Flores Tengah, Provinsi NTT. Kedua desa ini terletak di Kecamatan Mapitara, Kabupaten Sikka di Provinsi Nusa Tenggara Timur.


  • Tari Iuk Toger: Tarian Iuk Toger adalah tarian ketangkasan memainkan gagang cangkul atau tofa. Dua jenis alat ini digunakan oleh para petani untuk membersihkan kebun. Tarian ini menggambarkan sukacita masyarakat setelah membersihkan kebun mereka. Tarian Iuk Toger adalah simbol ketangkasan, kecepatan, kemahiran, keuletan dan komunio para petani menyelesaikan pekerjaan mereka. Pesan Moral dan sosial dari Tarian Iuk Toger adalah jika kita ingin berhasil dalah usaha (bertani) maka kita harus menyatukan faktor kemampuan diri dan prasarana yang ada di sekitar. Kita juga harus menyatukan kemampuan diri dan orang lain supaya berhasil maksimal. 


  • Tarian Ledek: tarian Ledek adalah tarian ketangkasan dalam gerakan, nyanyian, memainkan gagang parang dan bambu. Ini termasuk tarian penyambutan dari desa Hebing. Tarian ini menggunakan nyanyian sebagai penggerak tarian. Dua penari pria menggunakan peralatan berupa bambu dan parang. Tulisan: Lame Wela Watu Apar, Guman Gogo Leron Tolor, artinya batu di puncak gunung yang selalu tidak stabil dan selalu beruntuhan ke bawah. Menurut penafsiran saya kalimat ini merupakan simbol dari kondisi puncak gunung Egon dengan batu-batu yang tidak stabil dan selalu runtuh ke bawah. Hal itu berarti bahwa tarian ini berkaitan dengan gambaran kondisi di puncak gunung Egon atau Mapitara.

Kedua video tidak merupakan video rekaan. Desa Hale dan desa Hebing adalah bagian dari persekutuan adat Doren-Halehebing. Persekutuan adat Doren-Halehebing adalah salah satu persekutuan adat dalam suku Sikka-Krowe di Flores Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Halehebing terdiri  dari 2 kata berbeda: Hale dan Hebing yang merujuk pada nama 2 desa di Kecamatan Mapitara, Kabupaten Sikka, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

Video-video direkam dari kejadian tarian aslinya saat acara seni pertunjukkan untuk menghormati imam baru di Paroki Halehebing di Keuskupan Maumere, Provinsi NTT.

Dalam video-video itu terlihat jelas bahwa video-video itu menceriterakan lakon-lakon penting dalam siklus hidup rakyat pedalaman yang berkaitan dengan pertanian dan peternakan. Tarian etnik biasanya mencitrakan dan menceriterakan. Tarian yang mencitrakan ialah tarian untuk memuji para pahlawan yang berani,  raja yang bijaksana dan kehebatan seorang jagoan.

Dalam konteks ini, tarian Ledek dan Iuk Toger adalah 2 tarian etnis yang menceriterakan (representational) jalannya kehidupan pertanian, yakni: menanam, membersihkan, memanen, merontokkan bulir-bulir padi sampai bergembira karena hasil panenan. Dua tarian ini adalah jenis tarian etnografis suku Sikka-Krowe di Flores Tengah. Sebagai tarian etnis, Iuk Toger adalah tarian rekonstruksi kegiatan pertanian tradisional orang Hale.

Tarian etnografis Iuk Toger mendeskripsikan inti dari keseluruhan kebudayaan Hale-Hebing yang dilukiskan dalam posisi tarian sebagai representatif dari kehidupan pertanian, dari mulai menanam sampai memanen. Jaringan sosial budaya nampak juga melalui tarian massal yang menggambarkan jiwa sosial dan gotong royong dalam proses, fungsi dan nilai budayanya.

Memang dari segi teknik dan gaya, gerakan tarian itu terlihat kurang lincah, malahan mereka langsung melakukan gerakan menofa di tanah. Hanya saja terlihat cukup indah dengan gerakan-gerakan yang asli. Pada dasarnya sebuah tarian yang baik dinilai bukan hanya gaya dan teknik tarian, tetapi suatu tarian harus merekonstruksikan peristiwa-peristiwa harian yang penting dalam hidup manusia.

Salah satunya peristiwa penting itu adalah kehidupan para petani yang akrab dengan kebun: menanam, membersihkan kebun dan memanen. Apa yang terjadi selama pekerjaan itu berlangsung adalah gotong royong yang dicirikan dengan kegembiraan dan syukur atas segala rahmat dan hasil yang dicapai. Tarian dalam 2 video itu menyentuh rakyat banyak karena berangkat dari tradisi penting harian sehingga pertunjukan tarian itu meraup banyak penonton.

Kedua tarian itu menyentuh masalah-masalah yang terkait dengan nilai-nilai dan konsepsi-konsepsi budaya masyarakat pedalaman yang akrab dengan pertanian. Sebagai tarian budaya, kedua tarian dibatasi oleh perangkat perubahan besar dalam dunia sekarang yakni internet.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun