Buku Ion adalah buku yang berisi kritik sastra yang dilakukan oleh Plato terhadap sastra Homer. Dalam bukunya Ion, Plato memusatkan perhatian pada pembahasan tentang inspirasi. Buku Ion adalah salah satu buku yang kurang diperhatikan oleh para pembaca di zaman kuno. Di zaman modern, buku Ion memiliki gaung yang beragam karena muncul banyak interpretasi  yang berlawanan dari pengertian inspirasi menurut Ion Plato.
Pengertian inspirasi di zaman modern bertentangan dengan konsep Ion Plato tentang inspirasi. Di zaman modern, spektrum interpretasi terhadap inspirasi dimaknai sebagai asumsi yang bersifat emotif.
Inspirasi Sebagai Alternatif Keahlian
Dalam dialog Ion, Sokrates memonopoli pembicaraan. Sokrates menyimak secara cermat semua aktivitas kreatif para penyair yang menciptakan sastra Homer. Dalam pemahaman Sokrates, inspirasi adalah proses yang tidak rasional. Sedangkan menurut Plato, seorang penyair tidak memiliki keahlian tentang penguasaan teknik dalam puisi Homer.Â
Bagi Plato, dasar penyusunan sastra Homer bukan berasal dari keahlian. Tapi penyair menciptakan karya-karyanya ketika kekuatan ilahi menangkapnya dan menginspirasinya. Sehingga penyair tidak memiliki cahaya, kesakralan dan ratio (nous). Selama penyair memakai rationya untuk memahami, penyair tidak bisa masuk ke keadaan ini dan tidak bisa menulis puisi Homer.
Penyair sendiri tidak mengerti apa yang dia lakukan ketika inspirasi mencengkeramnya. Penyair hanya merupakan mediator dari apa yang diberikan dewa kepadanya.
Sokrates mendasarkan teorinya pada beberapa pertimbangan. Menurut Sokrates karya sastra Homer menunjuk pada citra diri penyair sendiri. Penyair mengekspresikan diri mereka dalam pengertian citra diri. Melalui karya sastra Homer, penyair mengekspresikan diri tentang pekerjaan dan hubungannya dengan sang muse, yaitu: otoritas yang menginspirasi.
Para penyair dalam karya Homer membandingkan tindakan  mereka sebagai lebah yang memberi madu. Menurut uraian para penyair, mereka bersayap seperti lebah yang terbang di kebun dan lembah-lembah untuk mengumpulkan karya-karya mereka untuk dinikmati para pemirsa.
Sokrates juga menunjukkan spesialisasi di antara para penyair. Seni syair terdiri dari beberapa genre yang berbeda, seperti: dithyrambos, encomion , tarian, lagu, epik dan puisi.
Setiap penyair berkomitmen pada genre tertentu. Hanya di dalamnya ia dapat menciptakan sesuatu yang penting. Adalah inspirasilah yang mendorong penyair untuk membuat tekad ini.
Sokrates menemukan bukti terbaik dari kebenaran pandangannya dalam pencapaian kehidupan Tynnichos of Chalkis. Sokrates melihat ini sebagai bukti paling mengesankan dari tesisnya bahwa puisi yang hebat adalah berasal dari ilahi. Ia yakin bahwa dewa telah memberikan puisi paling indah kepada penyair. Paling tidak penyair menunjukkan kepada para pembaca bahwa bahwa penyair hanyalah seorang manusia yang memancarkan daya ilahi.