Kebenaran sekarang dalam dunia maya adalah bahwa ketidakterbatasan adalah aspek kualitas yang terpenting. Filsafat internet jelas menyatakan bahwa elemen kualitas adalah ketidakterbatasan. Meskipun kontroversial, pemahaman manusia tentang kualitas dalam dunia internet telah sangat berkembang. Perkembangan dunia bertumpu pada prinsip kualitas menurut Aristoteles. Dalam dunia maya, pendefinisian tentang kualitas mengalami perkembangan dan penyempurnaan.
Kualitas Bersifat Dinamis
Teori filsafat menyebutkan bahwa kualitas adalah atribut yang menjadi karakteristik suatu objek. Dalam filsafat kontemporer, gagasan tentang kualitas, masih kontroversial. Dalam arti, definsi kualitas selalu berubah dalam perkembangan. Definisi kualitas modern dipahami dari gagasan Aristoteles tentang kualitas. Aristoteles mendefinisikan kualitas dalam bukunya Kategori. Bagi Aristoteles, kualitas adalah atribut hylomorph-forma.Â
Dalam pengertian Aristoteles, karakteristik kualitas selalu berlawanan demi memperoleh formanya yang tetap. Masing-masing forma cenderung bersaing untuk mempertahankan substansi dan identitasnya. Keduanya mengakui sifat-sifat yang berlawanan. Contohnya: orang-orang yang sama berkulit putih-hitam, hangat-dingin, baik-buruk adalah hal-hal yang saling berlawanan untuk mendapatkan formanya yang tetap.Â
Kemampuan bersaing antar forma-forma tidak ditemukan di tempat lain. Persaingan forma-forma adalah karakteristik khusus dari zat yang dapat mengakui kualitas yang berlawanan. Forma cenderung mengubah dirinya dengan melakukan persaingan itu. Jadi Aristoteles dalam Kategori menggambarkan 4 karakteristik  dari kualitas sebagai berkorelasi, sekaligus bertentangan.
John Locke membuat perbedaan antara kualitas primer dan sekunder. Bagi Locke, kualitas adalah gagasan tentang sensasi atau persepsi. Locke mengklaim bahwa kualitas dapat dibagi atas 2 jenis: kualitas primer dan kualitas sekunder. Kualitas primer melekat dalam suatu objek dari sesuatu atau seseorang. Sedangkan kualitas sekunder tergantung pada interpretasi mode subyektif dan konteks penampilan. Sebagai contoh, bayangan adalah kualitas sekunder. Bayangan membutuhkan pencahayaan khusus untuk suatu objek.Â
Contoh lain dapat dilihat pada massa suatu benda. Berat badan adalah kualitas sekunder. Menurut Hukum Newton, berat badan bervariasi sebagai ukuran gaya gravitasi. Berat badan tergantung pada jarak dan massa benda yang sangat masif seperti Bumi. Dapat diasumsikan bahwa massa suatu objek merupakan properti utama. Dalam teori relativitas, gagasan kuantifikasi massa materi membutuhkan kehati-hatian.
Bagi Aristoteles, kualitas adalah salah satu kategori. Kategori menurut Aristoteles menunjukkan  inti kehidupan, seperti: makanan dan pakaian adalah kategori-kateogori kualitas. Selain kebutuhan pokok, makanan dan pakaian memiliki karakter "kepemilikan" yang sensitif.
Dalam filsafat Cartesian, istilah kualitas digunakan dalam arti generik sebagai atribut atau karakteristik dari suatu hal  dan secara khusus sebagai referensi untuk kualitas yang mempengaruhi indera manusia. Aristoteles percaya bahwa sifat kosmologi kualitas bersandar pada empat "kualitas nyata", yaitu: panas, dingin, kering dan basah. Â
Sedangkan Descartes percaya bahwa kualitas sensual adalah murni subjektif, sehingga warna, panas, dll tidak objektif. Kualitas melekat dalam hal-hal, tetapi mereka selalu berhubungan. Bahkan mereka datang dari sifat-sifat obyektif dari hal yang sama, dengan subjek yang melihatnya secara sensitif.Â
Menurut Descartes, satu-satunya sifat yang melekat pada benda itu adalah bentuk. Karena bentuk dapat diekspresikan dalam derajat. Ilmu pengetahuan modern melihat perbedaan ini dan menerimanya. John Locke berteori dalam teori diferensiasi "kualitas-kualitas primer", sifat-sifat obyektif seperti sifat-sifat yang dimiliki tubuh itu sendiri (ekstensi, gambar, gerakan dll.) dan kualitas "yang sekunder ", bersifat subyektif (warna, nada, bau, rasa, dll.).Â