Mohon tunggu...
Blasius Mengkaka
Blasius Mengkaka Mohon Tunggu... Guru - Guru.

Alumnus Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) di Universitas Negeri Nusa Cendana Kupang Tahun 2008. (1). Pemenang Topik Pilihan Kolaborasi "Era Kolonial: Pengalaman Mahal untuk Indonesia yang Lebih Kuat", (2). A Winner of Class Miting Content Competition for Teachers Period July-September 2022. (3). The 3rd Winner of Expat. Roasters Giveaway 2024. Wa: +6281337701262.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Utopia Politik Menurut Plato dan Aristoteles

29 Juli 2020   08:03 Diperbarui: 29 Juli 2020   14:36 1305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pulau Utopia. (http://www.elektrofieber.de/).

Utopia politik, seperti yang pertama kali dikembangkan oleh Plato dalam bukunya Politeia adalah gagasan tentang bentuk negara ideal dalam tatanan hierarkis. Gagasan tentang bentuk negara ideal itu dicirikan oleh fakta-fakta hasil kritik Plato secara komprehensif terhadap kondisi sosial-ekonomi dan institusi yang ada di zaman itu. Dalam Politika, Aristoteles mengembangkan gagasan utopia politik berdasarkan pemikiran Plato dalam Politeia. 

Utopia Politik Menurut Plato

Berdasarkan kritiknya terhadap negara saat itu, Plato merancang alternatif yang bisa dipahami. Dengan demikian, Politeia membatasi utopia terhadap mitos. Negara utopia Plato lebih nyata dari mitos-mitos utopia. Dalam Politeia, ditemukan orientasi sosial dan orientasi negara yang sangat mendasar. Utopia politik bergerak di antara tipe desain ideal yang berpusat pada negara di satu sisi dan prinsip konstruksi anarkis di sisi lain.

Utopia politik Plato berpengaruh besar pada utopia politik modern. Pada umumnya utopia politik dari periode modern awal hingga akhir abad ke-20 adalah bahwa mereka mengkritik ketidakadilan, ketidaksetaraan dan penindasan. Lembaga-lembaga yang diusulkan untuk memastikan masyarakat yang lebih baik dan lebih adil berubah dalam sejarah utopia politik, sebagai desain ideal bentuk negara.

Hubungan kontradiktif antara kesetaraan dan kebebasan sering membentuk dasar utopia politik, tetapi secara konseptual dikembangkan dengan cara yang berlawanan dalam utopia otoriter, berpusat pada negara dan anarkis.

Seorang ahli yang bernama Richard Saage mengasumsikan bahwa setelah tahun 1989, garis utopian otoriter-statistik telah berakhir. Namun hari ini, utopia politik masih tetap dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah-masalah di abad ke-21.

Plato dalam bukunya  Politeia mendeskripsikan secara terperinci tentang Atlantis yang legendaris dengan kuil pusat Poseidon, kastil dengan tembok-tembok perak, benteng-benteng emas dan kanal-kanal yang mengalirkan air secara konsentris melalui kota di buku Kritias. Deskripsi ini menurut Plato adalah dua gambar ideal "polis", sebagai akar utopia terpenting.

Bagi Plato, negara  yang tidak mencari uang dengan kelas atasnya memiliki kekayaan maksimum sebanyak 4 kali dari kekayaan kelas bawah bertentangan dengan masyarakat yang ada saat itu.

Dalam Politeia, Plato hanya secara arsitektur menggambarkan adanya negara ideal yang disebut negara Atlantis. Tetapi gambaran negara ideal Atlantis digambarkan sebagai arsitektur kota yang ideal dan sebuah komunitas yang ideal.

Utopia Politik Menurut Aristoteles

Hal yang sama juga dimaksudkan Aristoteles dalam bukunya Politika. Di buku Politika, Aristoteles melukiskan kota dan komunitas ideal dengan tradisi tatanan arsitektur Hippodamus. Sistem Hippodamia sering dikaitkan dengan bentuk demokrasi, termasuk polis yang menerapkan sistem grid dengan bentuk pemerintahannya. Sehingga tidak mungkin menyamakan rencana tata kota Hippodamia dengan pemerintah yang demokratis. Nama Hippodamus von Militus (Yunani: Ἱππόaδαμος ὁ Μιλήσιος) disebutkan oleh Aristoteles dalam bukunya Politika.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun