Mohon tunggu...
Blasius Mengkaka
Blasius Mengkaka Mohon Tunggu... Guru - Guru.

Guru profesional Bahasa Jerman di SMA Kristen Atambua dan SMA Suria Atambua, Kab. Belu, Prov. NTT. Pemenang Topik Pilihan Kolaborasi "Era Kolonial: Pengalaman Mahal untuk Indonesia yang Lebih Kuat" dan Pemenang Konten Kompetisi KlasMiting Periode Juli-September 2022.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Membaca Dimensi Etis-Estetika dari Eros di Symposion Plato

21 Juli 2020   19:53 Diperbarui: 23 Juli 2020   10:48 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lukisan Anton von Werner tahun 1877 yang menggambarkan peristiwa utama dalam ceritera Sokrates di buku Symposion Plato. (Foto: http://periodico.revistadehistoria.es/).

Salah satu buku karya Plato yang menjadi masterpiece adalah buku Symposion. Buku ini tergolong laris sehingga konon hampir semua penerbit kehabisan stok Symposion. Untuk menyelesaikan artikel ini, sayapun mencari-cari cuplikan peristiwa Symposion di Internet. 

Untungnya saya menemukannya dalam versi bahasa Jerman. Dalam buku Symposion  (Perjamuan), beberapa pembicara menggambarkan Eros  sebagai cinta romantis dalam kaitannya dengan daimon (δαίμων:=ilahi, roh yang rendah) yang tentu saja diarahkan ke "yang indah".

Seperti yang dilihat dalam lukisan karya Anton von Werner (1877), kisah dalam buku Symposion menyebutkan sebuah ceritera yang diriwayatkan oleh Sokrates, yang awalnya dia dengar dari seorang pendeta bernama Diotima. Di sana, wanita Penia muncul untuk mengemis selama perjamuan para dewa untuk merayakan kelahiran Aphrodite. 

Wanita Penia melihat Plutus, dewa kekayaan yang pingsan karena terlalu banyak minum nektar. Penia  memutuskan untuk tidur bersamanya secara rahasia, dengan harapan Penia ingin mengurangi penderitaan Plutius akibat mabuk. 

Penia hamil dan melahirkan Eros, dewa cinta yang berbeda penggambarannya yang biasa. Eros ternyata jelek dan kasar seperti ibunya. Namun dari ayahnya, Plutus, Eros mewarisi pengetahuan tentang semua hal yang indah, yang ia inginkan di atas hal lain.

Karakter yang Mengagumkan dari Manusia

Dialog Symposion disusun dalam masa awal karya Plato. Dimensi etis kemudian juga ditemukan dalam Phaidros, di mana Plato menjelaskan tentang dimensi etis dari yang indah dari cinta. Plato menunjukkan bahwa bercinta dengan kekasih dapat meningkatkan pengejaran kehidupan yang saleh, karena tidak ada yang ingin tampil jelek secara etis di mata kekasihnya, tetapi kekasih melakukan hal-hal indah demi orang yang dicintai.

Plato menggunakan istilah cantik tidak hanya dalam arti sempit untuk bentuk, warna dan melodi yang menarik secara estetis. Sebaliknya, ia menggambarkan "yang indah" sebagai sesuatu yang menyenangkan dan mengagumkan dalam karakter manusia. 

Yang indah adalah objek intelektual murni dari upaya filosofis sejauh memicu perasaan dari jenis yang sama. Namun, tidak semua yang disukai itu indah, ada juga keindahan nyata yang hanya menciptakan kenyamanan semu.

Eros Melampaui Hasrat Interpersonal

Daya Eros melampaui hasrat interpersonal, karena bagi Plato, cinta adalah kekuatan pendorong di belakang perjuangan manusia untuk yang indah dan yang baik. Yang indah dan yang baik berkaitan erat dengan aspek realitas yang sama. Bentuk tertinggi di antaranya adalah kesempurnaan mental, etis dan fisik (Kalokagathia).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun