S.P.Q.R. adalah singkatan untuk S entus P opulus q ue R omanus, artinya: Senat dan Rakyat Romawi. Singkatan ini mengacu pada pemerintah Republik Romawi kuno. Tulisan S.P.Q.R. muncul di mata uang Romawi kuno dan di akhir dokumen yang dipublikasikan dengan tulisan di batu, logam dan monumen.Â
Senatus adalah nominatif kata benda tunggal yang berarti: " Senat ". Populus que dari nomina Populus: "rakyat", dan -que, sebuah makna partikel enklitik "dan" yang menghubungkan dua nomina nominatif.
Kata terakhir, Romanus: "Roman" adalah nominatif yang memodifikasi seluruh Sentus Populusque:Â "Senat dan Rakyat Romawi". Frasa ini diterjemahkan secara harafiah sebagai: "Senat dan Rakyat Romawi".Â
Tulisan S.P.Q.R. pertama kali ditemukan dalam Prasasti Late pada tahun 80 SM. Tulisan ini muncul kembali pada masa Kaiser Konstantinus Agung (312 SM-337 SM). Pada zaman Kerajaan, Kaiser lebih berdaulat dari Senat dan Rakyat Romawi. Tetapi di zaman Republik, Senat dan Rakyat Romawi masing-masing memiliki kedaulatan yang sangat kuat dan tidak tunduk satu sama lain.Â
Kata-kata: Senat dan Rakyat Romawi memberikan signal jelas bagi kita bahwa ada 2 bentuk pemerintahan dalam zaman Republik Romawi kuno, yakni: Aristokrasi dan Timokrasi yang masing-masing berdaulat dan tidak tunduk satu sama lain. Jadi selama zaman Republik Romawi kuno terdapat 2 macam bentuk pemerintahan, yakni: bentuk pemerintahan Aristokrasi (Senat) dan bentuk pemerintahan Timokrasi (Demokrasi).Â
Aristokrasi ialah kekuasaan negara dipegang oleh sedikit orang. Timokrasi ialah kekuasaan negara dipegang oleh seluruh rakyat. Kedua bentuk pemerintahan ini telah menggeser kekuasaan Monarki.Â
Kesalahan terbesar dari Aristokrasi ialah sistem Aristokrasi menciptakan perbedaan besar antara orang kaya dan orang miskin. Sedangkan sistem Timokrasi memiliki kesalahan terbesar pada adanya kesamaan seluruh rakyat dalam semua hal. Sistem pemerintahan Demokrasi ternyata tidak ideal sama seperti sistem Monarki dan sistem Aristokrasi.
Jalan Tengah
Filsuf besar dunia dari Yunani kuno, Aristoteles mengatakan bahwa dari 3 bentuk pemerintahan, yakni: Monarki, Aristokrasi dan Timokrasi tidak merupakan bentuk-bentuk pemerintahan yang ideal. Bagi Aristoteles, 3 bentuk pemerintahan tersebut adalah ekstrem-ekstrem yang masing-masing ingin mempertahankan posisinya.
Sehingga Aristoteles mengatakan bahwa bentuk pemerintahan yang paling ideal ialah bentuk pemerintahan Jalan Tengah, yakni: kombinasi antara Aristokrasi dan Timokrasi (Demokrasi). Bentuk pemerintahan Jalan Tengah harus memiliki prinsip keutamaan demi mencapai kebahagiaan bersama.