Mohon tunggu...
Blasius Mengkaka
Blasius Mengkaka Mohon Tunggu... Guru - Guru.

Guru profesional Bahasa Jerman di SMA Kristen Atambua dan SMA Suria Atambua, Kab. Belu, Prov. NTT. Pemenang Topik Pilihan Kolaborasi "Era Kolonial: Pengalaman Mahal untuk Indonesia yang Lebih Kuat" dan Pemenang Konten Kompetisi KlasMiting Periode Juli-September 2022.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Tanpa Nestor Cs, 'Nostalgia' Jadi Hampa

9 Juli 2020   19:49 Diperbarui: 9 Juli 2020   21:20 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nostalgia. (Foto: Bangkokpost).

Pada sekitar tahun 1270-1280 SM terjadi perang Troya, kisahnya bergerak antara legenda dan fiksi dari sastrawan besar Yunani kuno, Homer. Lebih dari 3250 tahun lalu, perang itu terjadi. Homer berhasil meramu sebuah legenda dan fiksi yang bergerak antara kekejaman perang, cinta, seni dan kepahlawanan. Kisah tentang perang Troya jadi sandiwara yang terus diminati, juga pada zaman Homer. Bagi Homer, seluruh dunia hanya ada di Yunani kuno, tidak ada dunia yang lain. Kisah pertempuran bagaikan sandiwara sempurna yang hidup dan bercampur dengan seni, kepahlawanan dan kasih.

Unsur origionalitas perang Troya, membuat kisah ciptaan penyair Homer ini menembusi setiap zaman. Cinta, seni, kepahlawanan dan perang berakar dari Yunani kuno. Dunia Yunani kuno membentuk peradaban Eropa sepanjang zaman. Tidak ada yang memungkiri, bahwa akar Eropa adalah Yunani kuno. Meskipun menurut Mattew Craven, seorang penulis Yunani di www.lifo.gr bahwa bahwa kata Nostalgia bukan bahasa Yunani. Tapi itu bukan merupakan pokok perhatian. Perhatian kita harus beralih ke Eropa. Bagi Mattew Craven, seperti orang Eropa lainnya menginginkan akar sejati Yunani kuno. Dan akar sejati Nostalgia salah satunya adalah Nestor, Cs, para pahlawan Yunani kuno yang berhasil pulang dengan jaya setelah bertempur 10 tahun.

Tema besarnya adalah perang, tapi perang Troya adalah epos yang amat menyenangkan di layar lebar dan meja baca. Peradaban Eropa memang berasal dari Yunani kuno. Dari asal-usulnya, kata Nostalgia diciptakan di dataran Eropa. 

Secara etimologis, kata Nostalgia dibentuk dari kata bahasa Yunani νόστος (nóstos), yang artinya "kepulangan",  dan ἄλγος (álgos), yang artinya "luka" atau "sakit". Nostalgia sebagai kondisi medis, bentuk melankoli. Nostalgia berpengaruh dalam Romantisisme. Kata Nostalgia menyatakan keinginan melankolis untuk kembali ke rumah, ke tempat-tempat di mana manusia menghabiskan masa kecil kita dan tempat yang dicintai. Tetapi Nostalgia sama sekali tidak dikenal di dunia Yunani.

Kata Nostalgia pertama kali muncul pada tahun 1688 oleh seorang mahasiswa kedokteran Italia, Johannes Hofer, yang lulus dari Universitas Basel dengan disertasi berjudul: Medical Dissertation on Nostalgia. Pria muda itu telah mengabdikan diri selama bertahun-tahun untuk studi medis tentang muatan emosional yang dirasakan oleh tentara bayaran Swiss untuk melayani Raja Louis IX dari Perancis, yang dipaksa untuk menjauh dari lembah dan pegunungan di tanah air mereka selama bertahun-tahun dan sering terinfeksi oleh penyakit tak terbatas yang mendorong mereka mati jika mereka tidak pulang.

Sejak itu, Nostalgia dengan neologisme Yunani telah menyebar ke bahasa-bahasa Eropa untuk mengekspresikan perasaan sedih dan keterasingan dari tanah kesayangan, sebuah melankolis yang disebut mal du pays (Prancis) dan Heimweh (Jerman). Para tentara bayaran Swiss - sebagai objek penelitian Hofer berperang demi melayani Raja Lous IX dari Prancis. Hal ini menunjukkan akar peradaban Eropa adalah peradaban Yunani kuno. 

Di Yunani, kata Nostos merujuk pada ceritera epos kepulangan Nestor, Cs dari perang Troya (Kepulangan 10 Pahlawan Yunani Kuno Setelah Perang Troya). Kepulangan dalam epos Yunani kuno berbeda dengan kepulangan seperti yang dilukiskan oleh Johannes Hofer dalam disertasinya. Tetapi warnanya tetap sama, tentang perang.

Romantisisme tidak bisa mengambil alih Nostos. Dengan lebih banyak disusupi kerinduan anak-anak muda, kisah romantisme masa lalu, kerinduan dan kenangan berpadu. Tapi tidak bernuansa kepahlawanan, seperti ceritera epos 10 pahlawan Yunani kuno yang pulang ke rumahnya setelah perang Troya. Tanpa peradaban Nestor, cs, romantisme adalah hampa. Eropa membawa kualitas peradaban  Yunani-Romawi kuno melintasi zaman, abadi. (*).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun