Mohon tunggu...
Blasius Mengkaka
Blasius Mengkaka Mohon Tunggu... Guru - Guru.

Alumnus Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) di Universitas Negeri Nusa Cendana Kupang Tahun 2008. Pemenang Topik Pilihan Kolaborasi "Era Kolonial: Pengalaman Mahal untuk Indonesia yang Lebih Kuat" dan Pemenang Konten Kompetisi KlasMiting Periode Juli-September 2022.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Di Atas Puncak Lycabettus, Athena

5 Juli 2020   20:11 Diperbarui: 11 Agustus 2020   03:05 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gunung Lycabettos di Athena. (Foto: Bigstock).

Ketika tiba di Athena, sudah tampak jelas gunung Lycabettus menjulang di pusat kota Athena, Yunani, tidak jauh dari Lyceum Athena. Para filsuf Yunani kuno pertama, para filsuf Sofis, Sokrates, Plato dan Aristoteles pasti pernah memandang gunung Lycabettus yang indah ini. Lycabettus adalah gunung kapur. Banyak pohon pinus berada di bawah lereng gunung. Puncak Lycabettus adalah titik tertinggi di Athena. Tingginya mencapai 300 meter atau 908 Dpl. Konon puncak gunung Lycabettus adalah tempat paling romantis. Dari puncaknya, orang bisa memandang panorama indah Acropolis, Piraeus, teluk Saronic dengan kapal-kapalnya dan laut Aegea. 

View ke teluk Saronic dari puncak Lycabettus. (Foto: Tripvidsor).
View ke teluk Saronic dari puncak Lycabettus. (Foto: Tripvidsor).
Salah satu tujuan wisata paling populer di kota Yunani ialah gunung Lycabettus. Pada puncak gunung terdapat gereja Augia Georgias atau St. George yang menakjubkan dengan konstruksi yang sederhana tapi luar biasa. Gereja dibangun pada tahun 1870. Gereja St. George dibangun di atas kuil dewa Zeus pada masa kuno. Ketika kuil hancur, sebuah gereja indah dibangun di atas bekas kuil dewa Zeus. Gereja adalah sebuah gereja Ortodox Yunani. Dari tempat ini, orang dapat melihat secara leluasa semua pemandangan kota Athena. 

Di dekat gereja dibangun restoran dan ruang untuk konser musik Yunani. Para pengunjung dengan leluasa dapat menikmati seluruh kota Athena, sambil berjalan-jalan melalui rimbunan pohon. Di dalam rimbunan pohon, di sisi barat gereja St. George, pengunjung menemukan Chapel Agion Isodoron (Saints Isodores) yang dibangun pada abad 15-16 M. 

Pemandangan menuju ke Acropolis. (Foto Ist.).
Pemandangan menuju ke Acropolis. (Foto Ist.).
Nama Lycabettus mencerminkan kepercayaan populer di Yunani kuno bahwa gunung dihuni para serigala. Legenda menjelaskan bahwa Lycabettus muncul ketika dewi Athena tanpa sengaja menjatuhkan batu besar yang akan ia gunakan untuk pembangunan Acropolis. Batu itu dibawa dari Pantelis. Hingga tahun 1915, dahulu banyak tambang berada di lereng bukit dan juga kambing-kambing. Sekarang tidak ada lagi. Setelah roboisasi, kambing-kambing menghilang dan pohon-pohon diselamatkan. Rumputan di lereng gunung pernah menjadi makanan bagi kambing-kambing di tempat yang disebut Katsikadika. Puncak gunung Lycabettus diterangi pertama kali pada tahun 1835 dengan 100 lentera membentuk Ornicorn (O). 

Gereja St. George di puncak gunung Lycabettus. (Foto: 123RF.com)
Gereja St. George di puncak gunung Lycabettus. (Foto: 123RF.com)

Kondisi gunung Lycabettus begitu curam sehingga kurang menarik perhatian para sejarahwan kuno. Pada tahun 200 M, Kaiser Handrian membangun tempat penampungan air besar di puncak gunung Lycabettus.  Di puncak gunung juga dibangun terowongan sebagai ruang pertahanan bawah tanah untuk menyelamatkan pelbagai dokumen negara dan perlindungan terhadap serangan udara sejak tahun 1936.  Sekarang puncak Lycabettus adalah salah satu tujuan wisata populer di Athena dengan fasilitas hotel berbintang mewah. Sebaiknya pengunjung menggunakan anak tangga di sekitar gunung untuk menikmati jalan-jalan yang indah di antara pohon-pohon pinus dan flora yang lebat. (*).

Sumber:

(1). Lycabettus Hill. Di Sini, diakses pada 05 Juli 2020.

(2). Butler, Phil. (16.02.2020). Lost Pavlopetri, the Mysterious Pelasgians, and Minoan Language.Di Sini , diakses pada 05 Juli 2020.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun