Mohon tunggu...
Blasius Mengkaka
Blasius Mengkaka Mohon Tunggu... Guru - Guru.

Alumnus Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) di Universitas Negeri Nusa Cendana Kupang Tahun 2008. (1). Pemenang Topik Pilihan Kolaborasi "Era Kolonial: Pengalaman Mahal untuk Indonesia yang Lebih Kuat", (2). A Winner of Class Miting Content Competition for Teachers Period July-September 2022. (3). The 3rd Winner of Expat. Roasters Giveaway 2024.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Apollo Sebagai Asal-Usul Neoplatonisme

27 Juni 2020   13:20 Diperbarui: 1 Juli 2020   18:24 272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Apollo dengan para malaikatnya. (Gambar: Istimewa).

Awalnya gagasan Neoplatonis mendominasi prespektif helenisme tentang Apollo. Hal ini disebabkan Neoplatonis memusatkan perhatian pada peran Apollo sebagai dewa cahaya, terang. 

Menurut Neoplantonis, setelah melalui perkembangan sejak dari zaman primitif,  Apollo ialah 'Tuhan' yang sempurna. Neoplatonis yakin bahwa Apollo memiliki makna filosofis yang bukan saja mempengaruhi manusia di dunia tetapi setelah manusia mati, termasuk keadaan jiwa setelah mati. 

Platonis menafsirkannya sebagai A-pollon artinya: yang tidak banyak, terdiri dari a- (=tidak) dan pollon (=banyak). Dalam hal ini Neoplatonis melihat singgungan pada prinsip yang tertinggi, mutlak transenden, kebalikan dari multiplisitas. 

Kemungkinan pemahaman Platonis tentang Apollo berasal dari ide Pythagoras. Platonis menjadikan ide Plato sebagai titik tolak refleksi filsafatnya tentang yang esa itu kemudian sedikit menambahkan pengaruh Aristoteles. Kemungkinan bagi Neoplatonisme, "Apollo" adalah nama ilahi dari 'yang esa' itu.  

"Yang esa" menjadi pengertian etimologis dalam karya - karya Platonis tentang Apollon. Tetapi 'yang esa' tidak bisa dibuktikan secara eksplisit, tetapi Neoplatonis telah mengenalnya. 

Penelitian menunjukkan bahwa gagasan tentang "yang ilahi" dan "yang esa" dari Apollo adalah bagian dari "pengajaran tidak tertulis". Hal itu terjadi, karena Apollo sudah dihormati oleh budaya-budaya barat maupun budaya-budaya timur pada masa kuno sebagai terang, cahaya, ilahi dan yang esa. 

Nama Apollo akhirnya diberikan bagi nama pesawat ruang angkasa milik NASA. Pesawat ruang angkasa Apollo milik NASA telah berjaya dari tahun 1967 sampai dengan tahun 1972.

Pesawat ruang angkasa Apollo digantikan oleh Shuttle (1981-2011) dan kini Orion (2021-.......). Pesawat ruang angkasa Apollo 11 sukses mendaratkan manusia pertama di bulan pada 20 Juli 1969. (*). 

Sumber:

(1). Ferdinand Peter Moog: Apollo. Dalam: Werner E. Gerabek , Bernhard D. Haage, Gundolf Keil, Wolfgang Wegner (ed.): Sejarah medis ensiklopedia. De Gruyter, Berlin / New York 2005, ISBN 3-11-015714-4.

(2). Croft, John (2003), Ancient Near East, hosted by the University of Chicago, Christina Schaefer: pengalaman Plato yang tak terkatakan , Basel 2001, hlm. 128--129; Jens Halfwassen: Bangkitnya satu. Studi tentang Plato dan Plotin, Leipzig: 2006, Hans Kraemer: pengajaran Plato yang tidak tertulis. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun