Dua jenis religi primitif masa Yunani kuno berumur sangat tua dan berakhir sekitar tahun 600 SM. Sistem religi primitif Yunani kuno telah berpengaruh penting pada lahirnya para filsuf pertama Yunani kuno. Umumnya 2 jenis religi primitif Yunani kuno berada dalam dunia sakral dan perlahan-lahan dipersoalkan sebagai gejala alam.
Religi primitif Yunani kuno dibedakan dalam 2 jenis yakni:
(1). aliran religi primitif yakni aliran religi yang memandang alam semesta sebagai kekuasaan yang mengancam hidup manusia. Manusia perlu menghadapi alam sebagai misteri dan sakral. Manusa berada di bawah kekuasaan nasib.
(2). aliran religi dewa-dewi Olimpus (Zeus, Apollo, Athena, Aphorodithe, dll). Aliran dewa-dewi Olimpus lebih muda dari aliran pertama di atas. Aliran dewa-dewi Olimpus mengutamakan terang yang sesuai dengan akal budi (logos) manusia. Mithos-mithos tentang dewa-dewi Olimpus bertujuan untuk membantu manusia memahami jalan dunia dan jalan hidup. Mithos-mithos tentang dewa-dewi Olimpus mampu menjalin hubungan dengan segi spritual dan rasional manusia.
Pandangan hidup dari 2 aliran di atas mempengaruhi filsafat Yunani, terutama filsafat tentang manusia. Secara umum bahwa 2 aliran di atas mengakui bahwa manusia terdiri atas 2 bagian, yakni: bagian gelap (materi, badan) dan bagian terang (roh, jiwa). Badan berasal dari dunia, roh dari ilahi atau dari surga.
Orang-orang Yunani kuno sudah mengakui bahwa 2 aliran di atas hanya berlaku apabila manusia menjalin hubungan dalam relasi sosial dalam polis atau kota. Polis adalah perwujuan dari logos. Logos dalam polis membentuk ukuran, harmoni dan bentuk. Sehingga orang Yunani kuno berpadangan bahwa hanya dengan cara hidup bersama, manusia bisa berkembang menjadi manusia utuh. Tetapi hidup bersama dalam polis adalah hidup religius dengan agamanya ialah Olimpus.
Para Filsuf Pertama Yunani Kuno
Para filsuf pertama Yunani kuno mendasarkan pemikirannya pada pengaruh besar 2 religi primitif Yunani kuno di atas, terutama mithos-mithos tentang dewa-dewi Olimpus. Manusia adalah bagian semesta alam yang muncul dan lenyap berdasarkan keharusan alamiah. Keharusan alamiah ini disebut nomos. Para filsuf pertama Yunani kuno pada masa itu ialah: Thales, Anaximenes, Anaximander, Parmeneides, dll. Para filsuf pertama Yunani kuno bertendensi untuk membebaskan diri dari pengaruh dewa-dewi mistis dan politik para bangsawan.
Anaximender mengatakan bahwa keharusan hidup dan hidup manusia kurang dipahami manusia. Keteraturan hidup harus sesuai dengan keharusan alamiah sehingga muncul keadilan. Herakleitos mengatakan bahwa keteraturan alamiah dan keharusan alamiah digabungkan dengan pengetrian-pengertian dari logos. Parmeneides mengatakan logos membimbing arus alam sehingga alam dan hidup manusia dapat teratur secara terang dan tetap.
Ide-ide para filsuf pertama saling bertentangan. Pandangan para filsuf pertama Yunani kuno bukan pada manusia saja, namun pada alam semesta, aturan ilahi, hukuman terhadap para pemberontak dan hukum balas dendam karena kesombongan. Pandangan para filsuf pertama Yunani kuno ini secara hakiki diperbaiki, dibaharui dan dilanjutkan oleh para filsuf dari kelompok Sofis (kaum Sofis) selama tahun 500 SM. (*).
Sumber: